Jakarta (ANTARA News) - Sebuah survai di Amerika Serikat yang menjaring 1.000 responden berusia 55 sampai 75 tahun menunjukkan bahwa masa pensiun membuat banyak keluarga di AS menjadi lebih bahagia, stres jauh lebih berkurang, tetapi kehidupan seksual makin menurun.
Jajak pendapat yang diadakan AARP The Magazine dan kemudian dikutip msnbc.com memperlihatkan, 96 persen responden mengaku kehidupan mereka kokoh harmonis bahkan lebih kuat dari sebelumnya.
"Itu hampir 100 persen lho. Saya kira itu adalah salah satu statistik paling mengejutkan yang pernah saya saksikan, terutama karena di situ terlihat orang-orang di usia pensiun menjadi makin bijaksana untuk saling memahami kelemahan masing-masing," ungkap Nancy Perry Graham, editor AARP The Magazine.
Yang lebih mengejutkan adalah 74 persen responden mengaku hidupnya menjadi lebih bahagia justru ketika mereka pensiun, ketimbang semasa mereka masih bekerja.
"Mayoritas luas mengaku lebih bahagia dan mayoritas lainnya menyebut hubungan mereka semakin kuat sehingga semuanya sangat positif. Ini kabar besar untuk banyak orang dalam melihat hidupnya ke depan, mengingat hidup orang-orang makin panjang. Kami tidak sedang membicarakan tahun-tahun selama pensiun, melainkan dekade-dekade semasa pensiun," sambung Nancy.
Survai yang membidik pasangan-pasangan nikah yang baik salah seorang maupun keduanya sudah pensiun ini menujukkan bahwa pasangan-pasangan bahagia ini menjadi lebih suka melancong, makan di luar, berolahraga, berbakti sosial, menggeluti hobi dan makin kerap berselancar di internet.
Kegiatan hidup sehari-hari lainnya yang meningkat di masa pensiun adalah merawat rumah, menonton televisi dan tidur.
Seks berkurang
Namun, di balik statistik-statistik naik itu, ada juga kecenderungan menurun, yaitu hubungan seks di mana 22 persen responden mengaku kehidupan seksual berkurang di masa pensiun.
Tetapi, para ahli kesehatan seperti Sallie Foley, Direktur Pusat Kesehatan Seksual pada Universitas Michigan, menyebutkan penurunan itu tidak mengejutkan karena aktivitas seksual memang bakal menurun di usia tua karena berbagai alasan khusus.
"Benar lho, orang banyak yang salah sangka mengenai penuaan ini dan salah satu kekeliruaan itu adalah pendapat yang mengatakan semakin tua orang menjadi semakin tidak menyukai seks. (Padahal) orang tetap menyukai seks, kecuali mereka menghadapi dua faktor yaitu kesehatan dan depresi," kata Sallie.
"Itu yang membuat kita mesti bertanya, apakah bekerja bisa menghindarkan depresi?" tambah Sallie.
Untuk itu, Sallie menyarakan tiga langkah bagi mereka yang kehidupan seksualnya menurun, yaitu jangan menunda pekerjaan, berolahraga, dan berkomunikasilah selalu di ranjang meskipun tidak harus selalu dengan berhubungan seks.
Kembali ke hasil survai, lebih dari tigaperempat responden menyatakan romantisme hubungan mereka sekokoh sebelum pensiun, sementara 12 persen mengaku menjadi lebih romantis, dan 30 persen menjadi makin akur, tidak gampang bertengkar.
"Orang semakin menyelami kelemahan dan kekuatan masing-masing. Mereka seperti berpacaran kembali, menikmati kebersamaan mereka, mengerjakan banyak hal bersama-sama, seperti melancong atau makan di luar bersama," kata Nancy.
21 persen responden mengaku sering bertengkar selama masa pernikahannya, kemudian naik menjadi 27 persen ketika mereka mulai mempertanyakan masa depan keluarga mereka.
Survai itu juga menunjukkan wanita menjadi kelompok yang paling hirau dengan masa depan keluarganya di mana 24 persen wanita ingin masa kerja yang lebih panjang karena mereka takut kekurangan uang, kehilangan pekerjaan, menguapnya tunjangan kesehatan, atau merasa bosan dan frustrasi ada di rumah terus. (*)
Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2008