Jakarta (ANTARA News) - Garuda Indonesia (Garuda) mengingatkan pihak terkait, khususnya para jemaah haji, mengenai kemungkinan keterlambatan pada penerbangan fase pemulangan yang akan dilaksanakan pada 13 Desember 2008 hingga 10 Januari 2009.
"Seperti tahun-tahun sebelumnya, saat pemulangan keterlambatan penerbangan masih mungkin terjadi akibat "kongesti" (kepadatan lalu-lintas udara) di Bandara King Abdul Aziz, Jeddah," kata Pelaksana Harian Corporate Secretary Garuda, Tri Poetra I. Sakti, dalam siaran pers di Jakarta, Kamis pagi.
Kemungkinan keterlambatan itu terutama pada sepuluh hari pertama fase pemulangan.
"Saat itu, pesawat yang akan lepas landas dan mendarat di Bandara King Abdul Aziz mencapai lebih dari 250 penerbangan per hari," katanya.
Itu artinya, rata-rata setiap lima menit terdapat satu pesawat yang melakukan take-off atau landing.
Akibatnya, proses boarding atau masuk pesawat memerlukan waktu lebih lama dibandingkan biasanya, sehingga keberangkatan pesawat dari Bandara King Abdul Aziz mengalami keterlambatan.
Selain itu, pemeriksaan keamanan (security check) yang ketat diterapkan Otoritas Bandara King Abdul Aziz - baik pemeriksaan yang menyangkut diri jemaah maupun barang bawaannya - termasuk pula pengetatan pemeriksaan dokumen perjalanan, sehingga penyelesaian proses keimigrasian membutuhkan waktu lebih lama.
Sementara itu, hingga Selasa (02/12), Garuda telah menyelesaikan penerbangan haji fase I atau pemberangkatan dari Indonesia ke Saudi Arabia dengan total jemaah mencapai 107.190 jemaah dari sembilan embarkasi dengan ketepatan waktu (On Time Performance/OTP) sebesar 91.42 persen.
Dalam pelaksanaan penerbangan haji tahun 2008/2009 ini, Garuda mengoperasikan 14 pesawat berbadan lebar sesuai spesifikasi yang ditetapkan Departemen Agama. Keempatbelas pesawat tersebut adalah empat B-747 (kapasitas 455 kursi), tujuh B-767 (kapasitas 325 kursi), dan tiga A-330 (kapasitas 325 kursi).
Awak kabin yang bertugas 701 orang, terdiri atas 94 awak kabin reguler Garuda dan 607 awak kabin non reguler yang direkrut dari sembilan daerah embarkasi.
Garuda Indonesia secara khusus merekrut awak kabin dari sembilan embarkasi tersebut sebagai bagian dari peningkatan pelayanan Garuda Indonesia kepada para jamaah untuk mengatasi kendala komunikasi (bahasa), mengingat sebagian jamaah hanya mampu berbahasa daerah. (*)
Pewarta:
Copyright © ANTARA 2008