Jakarta (ANTARA News) - Mantan Presiden KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) mendeklarasikan organisasi kemasyarakatan (Ormas) Gerakan Kebangkitan Rakyat (Gatara) di Jakarta, Rabu. Deklarasi dilakukan di kantor The Wahid Institute, Jalan Taman Amir Hamzah, yang merupakan rumah peninggalan tokoh pergerakan nasional yang juga ayah Gus Dur, KH Wahid Hasyim. Selain dihadiri masyarakat biasa, deklarasi itu juga dihadiri pula sejumlah tokoh yang cukup dikenal, antara lain Akbar Tandjung, Sutiyoso, Rizal Ramli, dan Hariman Siregar. Menurut Gus Dur, Gatara didirikan sebagai wadah untuk turut menegakkan hukum dan demokrasi. Dalam naskah deklarasi yang dibacakan Direktur Eksekutif The Wahid Institute Yenny Wahid, Gus Dur menegaskan, perjuangan bangsa Indonesia mencapai cita-cita proklamasi masih jauh dari harapan. "Pembangunan politik, ekonomi, sosial dan budaya yang telah dilakukan masih diwarnai praktik-praktik pengingkaran terhadap nilai-nilai kejujuran, keterbukaan, dan demokrasi," kata Gus Dur. Selain itu, kata Gus Dur, juga telah terjadi berbagai tindakan yang berpotensi menciderai hakikat demokrasi. Proses pengambilan keputusan hanya didasarkan pada prosedur demokrasi yang hanya dikendalikan segelintir elit tanpa memperhatikan substansi demokrasi yakni kedaulatan di tangan rakyat. Oleh karena itu, kata Gus Dur, diperlukan sebuah gerakan nasional dari berbagai komponen yang masih memiliki komitmen terhadap tegaknya demokrasi. "Untuk mencegah terabaikannya aspirasi dan suara rakyat oleh tindakan pragmatis para elit yang hanya mendahulukan kepentingan mereka sendiri," katanya. Sementara itu pengurus PKB pro Gus Dur, Lalu Misbach Hidayat, menyatakan, Gatara akan menjadi wadah berhimpun orang-orang yang masih setia pada Gus Dur.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008