Jakarta, (ANTARA News) - PT Pos Indonesia (Persero) menunda rencana "go public" melalui penawaran saham perdana ke publik (Initial Public Offering/IPO) pada 2009-2010 menjadi 2012, menyusul belum membaiknya kinerja BUMN Perposan itu.
"Rencana IPO 2009, kami tunda dulu hingga 2012.Kami berharap saat itu, sudah tampil bagus sehingga layak untuk IPO," kata Wakil Direktur Utama, PT Pos Indonesia, I Ketut Mardjana kepada pers usai menyampaikan Rencana Perubahan Logo Perusahaan di Jakarta, Rabu.
Ketut mengakui, kondisi kinerja perseroan dengan aset Rp5-6 triliun saat ini masih sangat memprihatinkan, meski tahun ini masih diproyeksikan dapat laba.
"Target pendapatan tahun ini Rp2,3 triliun, tetapi diharapkan tercapai hingga Rp2,4 triliun. Karena biayanya sekitar Rp2,3 triliun maka labanya hanya sekitar Rp20-30 miliar," katanya.
Meski pada 2007 yang pendapatan waktu itu mencapai Rp1,8 triliun dan laba Rp5 miliar, sebenarnya ada perbaikan. "Tetapi secara umum masih memalukan," katanya.
Oleh karena itu, tegasnya, memasuki 2009, PT Pos Indonesia menjadikannya sebagai tahun perubahan ke arah lebih baik, "we are going to change".
"Perubahan mendasar akan kami lakukan, khususnya dari sisi operasional dan kultur manajemen dari birokrasi menjadi perusahaan yang siap bersaing," katanya.
Beberapa cara dipersiapkan, antara lain, mulai 2009, diharapkan sudah ada logo baru PT Pos Indonesia yang baru dan mencerminkan semangat dengan visi dan misi baru.
Ketut memahami, praktek inefisiensi operasional perseroan sangat kasat mata di perusahaan ini.
Dia mencontohkan, kendaraan operasional rata-rata sudah tua atau berusia di atas 9-10 tahun. "Operasional bidang usaha `mail` (surat) dan logistik terpisah, sehingga menimbulkan ego sektoral," katanya.
Contohnya, saat ini, jika seseorang mendapatkan kiriman surat kilat dan paket sekaligus, maka pengirimnya bisa dua atau tiga orang yang berbeda. "Ini kan, jelas-jelas tidak efisien. Koordinasinya tidak jelas," katanya.
Prosedur pengarsipan persuratan dari pengguna jasa, juga manual dan tumpang tindih. "Penggunaan kertas di perusahaan ini luar biasa," katanya.
Pangsa mengecil
Akibatnya, lanjut Ketut, pangsa pasar bisnis perseroan yakni `mail`, logistik dan pelayanan finansial, cenderung mengecil dari kapitalisasi pasar jasa ini yang cukup besar di Indonesia.
"Market share untuk `mail` kami hanya sekitar 10 persen, logistik kurang dari satu persen. `Mail` kami harapkan bisa tumbuh karena kontribusinya bagi pendapatan perseroan mencapai 67 persen," katanya.
Selain itu, perseroan dalam jangka menengah-panjang akan berinvestasi untuk mengedepankan Teknologi, Komunikasi dan Informasi (Information, Communication dan Technology/ICT). "ICT ke depan harus jadi `back bone` (pilar utama) perseroan," katanya.
Ia juga menambahkan, ke depan, perseroan juga akan mulai serius membidik pelayanan jasa keuangan, khususnya oleh 3.500-an kantor pos yang tersebar di seluruh pelosok Indonesia," katanya.
PT Pos Indonesia hingga saat ini memiliki 21.977 pegawai, ditambah tenaga paruh waktu sebanyak 3.400 orang dengan jaringan fisik mencapai 3.453 kantor pos, termasuk di dalamnya 3.200 service point dengan on line system.(*)
Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008