Bandarlampung (ANTARA) - Wali Kota Bandarlampung, Herman HN, mengatakan, festival gitar klasik yang digelar oleh pemerintah setempat merupakan upaya dalam melestarikan adat budaya daerah itu.

"Festival ini memang kegiatan rutin setahun sekali yang dilakukan oleh Pemkot Bandarlampung untuk menjaga adat dan budaya Lampung," kata Wali Kota Herman HN, di Bandarlampung, Selasa malam.

Baca juga: Gitar Balawan beradu biola di Java Jazz

Ia menegaskan bahwa budaya daerah harus dimunculkan agar semua orang baik itu di dalam negeri maupun luar negeri mengetahui kesenian Lampung yang salah satunya yakni gitar klasik.

Dia juga menyatakan, acara seperti ini akan terus digelar dan tidak hanya budaya Lampung, tapi semua seni dan budaya yang ada di kota ini harus dilestarikan sebab Kota Bandarlampung memiliki suku serta adat budaya yang beragam.

"Banyak suku dan adat di sini namun saat ini mereka adalah orang Lampung seperti kata pepatah dimana bumi dipijak di situ langit dijunjung. Asal dari manapun, jika sudah makan minum di Lampung berarti orang Lampung jadi kita harus sama-sama menjaga budaya kita," kata dia.

Baca juga: Gitar batik Solo merambah kota Moskow

Wali Kota Bandarlamung dua periode itu juga berkomitmen bahwa akan merawat serta melestarikan adat budaya secara nasional dengan menggelar acara kesenian dari daerah lain.

"Februari Insyaallah kita akan gelar festival Wayang dan di Maret kita gelar kegiatan Campur Sari, jadi saya ingin bagaimana kebudayaan yang bermacam-macam di sini dapat berjalan bersamaan," kata dia.

Menurut dia, kegiatan seperti ini juga untuk memantik dan mengajak anak muda khususnya lebih mencintai budaya dan kesenian daerah yang tidak kalah bagus serta menarik daripada mencontoh budaya dari luar.

Kepala Dinas Pariwisata M. Yudhi mengatakan bahwa festival gitar klasik Lampung ini akan terselenggara dari tanggal 21-24 Januari 2020 dan diikuti oleh 130 peserta dari 10 Kabupaten/Kota di Provinsi Lampung yang akan memperebutkan piala Wali Kota Bandarlampung.

"Kegiatan tidak lain untuk memupuk kecintaan masyarakat Lampung terhadap seni dan budaya asli daerah," kata dia.

Pewarta: Dian Hadiyatna
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2020