Jakarta (ANTARA) - Otoritas Prefektur Fukushima, Jepang, memastikan pada Selasa jika para partisipan dan penonton pawai obor Olimpiade 2020 tak perlu khawatir dengan ancaman paparan radiasi dari pembangkit listrik tenaga nuklir yang terdampak tsunami 2011 di wilayah itu.
Pawai obor Olimpiade 2020 akan dimulai pada 26 Maret di J-Village, pusat latihan sepak bola di Fukushima, yang menjadi garda terdepan dan basis bagi para pekerja yang mengatasi krisis nuklir 2011.
Dari 24.000 titik yang dimonitor sepanjang jalur pawai di Fukushima, di Desa Iitate, terletak 240km Timur Laut Tokyo, menunjukkan angka radiasi tertinggi yaitu 0,77 microsieverts per jam, demikian data per Desember dari pemerintah setempat.
Baca juga: Jelang Olimpiade, Jepang hadapi tantangan kontaminasi nuklir Fukushima
Empat jam berdiam diri di lokasi tersebut maka paparan radiasinya akan menjadi 3,08 microsieverts atau 0,003 milisieverts, jauh di bawah target dari pemerintah setempat untuk menjaga eksposur tahunan publik dampak bencana nuklir di bawah 1 milisieverts.
Sebagai perbandingan, penumpang pesawat terpapar radiasi 0,1 hingga 0,2 milisieverts dalam perjalanan dari Tokyo menuju New York.
"Ini tak akan menjadi masalah dalam menggelar pawai obor," demikian pernyataan Prefektur Fukushima seperti dikutip Reuters.
Tingkat radiasi di Desa Iitate adalah sekitar 20 kali lebih tinggi dari pusat kota Tokyo, yang tercatat sebesar 0,037 microsieverts per jam pada Selasa, demikian laporan Otoritas Regulasi Nuklir Jepang.
Gempa bumi
Gempa bumi dengan magnitudo 9 dan tsunami besar menghantam wilayah Timur Jepang pada 11 Maret 2011 yang memicu bencana nuklir terburuk sepanjang masa sejak Chernobly pada 1986.
Otoritas setempat telah bekerja keras untuk membendung air yang terkontaminasi radiasi di sekitar pembangkit Fukushima, yang dioperasikan oleh Tokyo Electric Power, yang sempat membuat khawatir negara-negara tetanga.
Para Atlet dari Korea Selatan berencana untuk membawa detektor radiasi dan pasokan makanan sendiri pada musim panas nanti.
Sedangkan pawai obor akan digelar di Fukushima selama tiga hari hingga 28 Maret di mana lebih dari 260 orang akan membawa obor dan api Olimpiade sebelum menjelajahi wilayah lainnya di Jepang menuju Olimpiade Tokyo yang akan dimulai pada 24 Juli nanti.
Pewarta: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2020