Jakarta, (ANTARA News) - Anggota DPR Komisi XI, Dradjad H Wibowo mengatakan BI Rate belum bisa diturunkan karena rupiah yang masih rentan terhadap pelemahan.

"Seharusnya turun, karena sektor riil dah menjerit, tetapi saat ini belum saatnya, sebab rupiah masih rentan untuk pelemahan," katanya di Jakarta, Rabu.

Menurut dia, ada dua hambatan BI rate belum saatnya diturunkan. "Apabila BI Rate turun, maka membuat Indonesia tidak menarik sehingga, mereka yang memiliki dananya di sini akan keluar. Kedua, pemilik dana di bank kita tidak di jamin penuh hanya sampai dua miliar jadi, mereka akan keluar, kalau suku bunga diturunkan mereka menganggap semakin tidak menarik," katany`a

Sehingga menurut dia, bila BI rate diturunkan, akan membuat rupiah semakin tertekan karena dana diperkirakan akan keluar. "Sebab konversi dari rupiah ke dolar AS para pemilik dana bisa dilakukan setiap saat," katanya.

Untuk itu, menurut dia kebijakan ini lebih diperuntukan menahan arus dan keluar agar rupiah tidak semakin terftekan. "Kalau kebijakan ini bukan untuk menarik dana dcari luar ke dalam, tapi mempertahankan mereka agar tidak keluar," katanya.

Sementara itu, hal senada diungkapkan pengamat ekonomi Tony A Prasetyantono. Ia memperkirakan BI rate akan dipertahankan pada 9,50 persen hingga akhir tahun ini karena rupiah yang masih rentan melemah.

"BI rate idealnya turun menjadi 9,25 persen, agar likuiditas menjadi longgar. Namun saya tidak terlalu yakin hal itu bisa dilakukan sekarang," katanya.

Menurut dia, tekanan inflasi hingga akhir tahun akan melonggar didorong oleh penurunan tajam harga minyak. Hal ini tercermin inflasi bulan november yang mencapai 0,12 persen lebih rendah dibanding bulan sebelumnya. Bahkan ia memperkirakan inflasi 2008 (yoy) 11,8 persen.

Namun demikian, menurut dia pelemahan nilai tukar rupiah yang tajam saat ini masih menjadi kendala dalam menurunkan suku bunga acuan.

"Dari sisi inflasi, nampaknya cukup "aman" untuk menurunkan BI rate, karena masih sesuai ekspektasi, namun masalahnya kurs rupiah masih rentan. Jadi kemungkinan BI rate sementara ditahan dulu 9,5 persen hingga akhir tahun. Baru nanti Januari 2009 kita bisa mulai menurunkan sukubunga," katanya.

BI sejak Januari 2008 hingga November telah menaikan 150 basis poin menjadi 9,5 persen. Kenaikan suku bunga acuan BI rate dimulai pada Mei 2008 yang naik 25 basis poin menjadi 8,25 persen.

Kemudian berturut-turut naik 25 basis poin hingga Oktober menjadi 9,5 persen. Pada November BI rate dipertahankan 9,5 persen.

Sementara itu, inflasi bulanan November mencapai 0,12 persen. Sedangkan untuk inflasi Januari hingga November mencapai 11,10 persen dan inflasi November (YoY0 mencapai 11,68 persen.(*)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2008