Fort Riley   (ANTARA News) - Sersan Ryan Nyhus pernah selama 14 bulan melakukan patroli di jalan-jalan Baghdad yang penuh bahaya mengintai, tempat lima anggota peletonnya ditembak dan seorang tewas. Sekalipun kondisinya begitu buruk, ia akan lebih senang kembali ke sana ketimbang harus mempertaruhkan nasibnya di pasar kerja yang brutal.         Nyhus mendaftarkan kembali menjadi tentara Rabu lalu dan ia salah satu dari banyak orang yang memilih tetap berada di lingkungan militer akibat suramnya perekonomian.  "Di Angkatan Darat, gaji dan lapangan kerja senantiasa terjamin," kata Nyhus yang kini berusia 21 tahun.  "Dikirim ke medan tugas merupakan sesuatu yang akan terjadi. Itulah kenyataan hidup di Angkatan Darat, kenyataan hidup dalam pasukan infantri."   Pada 2008, saat pasar saham babak belur dan pasar perumahan hancur lebur, banyak tentara yang masih muda, baik dari Angkatan Darat, Angkatan Udara maupun Angkatan Laut, memutuskan untuk mendaftar ulang.  Sekalipun sejumlah faktor boleh jadi dapat menjelaskan penyebab terjadinya peningkatan dalam pendaftaran kembali tentara, termasuk semakin menurunnya aksi kekerasan di Irak, para pejabat Pentagon mengakui kabar buruk tentang ekonomi biasanya menjadi berita baik bagi militer. Dalam kenyataannya, Pentagon baru saja merampungkan tahun perekrutan terbesarnya dalam empat tahun belakangan ini."Kami memperoleh keuntungan bila segala hal tampak kurang positif di masyarakat sipil," kata David Chu, Wakil Menteri Pertahanan Urusan Personel dan Kesiapan.     Tak ada pilihan lainKeinginan untuk tetap menjadi tentara di kalangan prajurit pada karir dini di Angkatan Darat terus meningkat dalam empat tahun terakhir dan kini angkanya 20 persen lebih tinggi ketimbang pada tahun fiskal 2004. ALex Stewart masuk Angkatan Darat dua tahun lalu, ketika pabrik tempatnya bekerja sebagai tukang las mulai mem-PHK karyawan. Ia dikirim ke Afghanistan sebagai anggota Divisi Lintas Udara ke-82, yang 87 anggotanya tewas tahun lalu. Korban ini merupakan yang tertinggi yang diderita satuan berkekuatan 20.000 orang itu sejak dimulainya perang di Irak dan Afghanistan. Saat masa tugasnya berakhir pada awal tahun ini, pria berusia 32 tahun dari Grand Rapid, Negara Bagian Michigan, ini tidak ragu-ragu lagi untuk mendaftar ulang untuk masa tugas lima tahun lagi. "Saya menginginkan kehidupan yang stabil untuk istri saya dalam perekonomian yang sedang goyah ini", katanya kepada AP. "Tak ada pilihan lain lagi."    Tugas baru Stewart akan membawanya ke Jerman, tempat ia akan menjadi suoir truk, kendatipun selalu ada kemungkinan ia dapat dikirim kembali ke medan tempur.  (*)

Oleh
Copyright © ANTARA 2008