Jakarta  (ANTARA News) - Kurs rupiah di pasar spot antar bank Jakarta, Rabu pagi, cenderung melemah,  namun posisinya masih berkisar di atas angka Rp12.000 per dolar AS yang telah berlangsung sejak minggu lalu. Hal ini menunjukkan bahwa pemerintah siap melakukan berbagai upaya untuk menjaga rupiah agar tidak terpuruk mendekati angka Rp13.000 per dolar AS, kata pengamat pasar uang Edwin Sinaga di Jakarta, Rabu. Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS turun 100 poin menjadi Rp12.100/12.150 per dolar AS ,dibanding penutupan hari sebelumnya Rp12.000/12.100. Rupiah, menurut dia,  sulit untuk bisa mendekati angka Rp13.000 per dolar AS, meski sempat mencapai angka Rp12.500 per dolar AS, namun tidak bertahan lama, karena pemerintah terus berusaha mengurangi tekanan negatif tersebut. "Kami optimis rupiah akan bertahan pada kisaran antara Rp12.250 per dolar AS sampai Rp12.500 per dolar As, ucapnya. Rupiah pada akhir pekan lalu, lanjut dia, sempat berada di bawah angka Rp12.000 per dolar AS menjadi 11.950 per dolar AS, namun posisi itu terjadi hanya sesaat dan kembali berada di atas angka tersebut. Upaya pemerintah untuk tetap menjaga rupiah tampaknya sangat berat, apalagi menjelang akhir tahun ini kebutuhan terhadap dolar AS semakin tinggi, katanya. Pemerintah melalui Bank Indonesia (BI) menurut dia tetap berusaha mencari solusi agar dapat menjaga rupiah tidak terpuruk lebih jauh dan stabil pada angka Rp12.000 per dolar AS. Kemungkinan rupiah mencapai level Rp10.000 per dolar AS pada saat ini diperkirakan sangat sulit, apalagi mata uang Indonesia ini sedang mengarah ke equilibirium baru, katanya. Rupiah, katanya,  pada sore nanti diperkirakan akan masih terpuruk, karena tekanan pasar masih tetap tinggi, namun BI masih akan tetap menjaga, setelah mendapat pinjaman baru dari Bank Pembangunan Asia (ADB) dan Perancis. Bahkan penurunan laju inflasi Nopember 2008 yang mencapai 0,12 persen itu tidak mampu mendorong rupiah menguat yang saat ini masih terkoreksi sebesar 100 poin, ucapnya.

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2008