Beijing, (ANTARA News) - Laporan Cetak Biru dari Akademi Ilmu Pengetahuan Sosial China mengungkapkan ekonomi China tahun 2009 diperkirakan tumbuh lebih dari sembilan persen.

"Walaupun tahun 2009 masih diliputi ketidakpastian yang besar, China masih dapat mencapai pertumbuhan sebesar sembilan persen sepanjang upaya pengawasan makro ekonomi mampu mendorong permintaan domestik," kata laporan biru itu yang dikutip Xinhua, di Beijing, Rabu.

Ekonomi China tumbuh melambat menjadi sembilan persen dalam kuartal ketiga 2008 dari sebesar 10,4 persen dalam kuartal pertama dan 11,9 persen tahun lalu.

Data ekonomi bulan Oktober dan November menunjukkan risiko adanya penurunan pertumbuhan ekonomi.

Sebagai upaya untuk mengatasi kekhawatiran penurunan ekonomi, China mengeluarkan 4 triliun yen atau 581 miliar dolar AS melalui paket stimulus 9 November 2008 dalam upaya mendorong permintaan domestik.

Langkah lain adalah memotong suku bunga pinjaman 1,08 persen pada 27 November, sebuah penurunan terbesar dalam 11 tahun dan pemotongan keempat sejak pertengahan September.

Laporan biru itu juga mengungkapkan bahwa inflasi konsumen tahun depan bisa mencapai di bawah lima persen.

Akademi itu juga mememinta agar pemerintah membuka permintaan domestik dan memperbaiki sejumlah kebijakan perdagangan luar negeri untuk membantu eksportir.

Desakan lain adalah menjaga peluang dari penurunan harga minyak untuk memperbaiki mekanisme harga energi.

Sebelumnya, seorang peneliti di China mengungkapkan pertumbuhan ekonomi China selama 2009 diperkirakan akan mencapai 10 persen di tengah terjadinya dampak krisis finansial dan melemahnya ekonomi global, demikian diungkapkan seorang peneliti nasional.

"Sekalipun situasi ekonomi dunia suram sebagai akibat melemahnya permintaan dunia, konsumsi lokal serta investasi, menjadikan ekonomi nasional akan tetap tumbuh cepat," kata Zhang Liqun, seorang peneliti di Pusat Penelitian Pembangunan Dewan Negara.

Dirinya memperkirakan pertumbuhan ekonomi China akan alami percepatan pada paruh kedua tahun 2009.

Zhang mengatakan perkiraannya berdasarkan konsumsi domestik  nasional yang besar, potensi investasi, dana yang cukup, teknologi, tenaga kerja dan keamanan sosial, serta sejumlah upaya pengawasan makro ekonomi yang secara bertahap dilakukan pemerintah.(*)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008