London (ANTARA News) - Harga minyak mentah dunia naik tipis padaSelasa waktu setempat, didorong aksi buru harga murah (bargain-hunting)setelah merosot mendekati posisi terendah empat tahun pada 46 dolar ASpada awal perdagangan di tengah kekhawatiran melemahnya permintaanenergi.
Minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Januarimencapai 46,02 dolar AS -- poin terendah sejak 18 Februari 2005 --namun kemudin pulih kembali menjadi 48,50 dolar AS per barel, naik 53sen dari penutupan Senin, ketika kontrak jatuh 5,52 dolar AS.
Minyak mentah light sweet New York, untuk pengiriman Januari turun keposisi terendah 47,36 dolar AS, level terendah sejak Mei 2005 danmengikuiti penyusutan 5,15 dolar AS pada Senin.
Namun pada akhir Selasa, minyak mentah light sweet New York naik kembali 45 sen menjadi 49,73 dolar AS per barel.
"Saya pikir itu alasan sama, alasan sama -- konsumsi melemah," kataDavid Moore, seorang analis komoditas Commonwealth Bank of Australia.
"Data yang dikeluarkan AS dan negara-negara lainnya mendukung kajian bahwa konsumsi telah melemah."
Harga minyak turun tajam pada Senin setelah OPEC pada pertemuan akhirpekan lalu memutuskan mempertahankan produksinya tak berubah, menungguhingga pertemuan berikutnya pada Desember.
Sekretaris JenderalOPEC Abdalla Salem El-Badri mengatakan Senin, OPEC akan memutuskansuatu pemotongan produksi "utama" bulan depan jika pasar minyak terusmemnburuk.
"OPEC mencoba membicarakan harga melalui pengumumansebuah pemotongan produksi untuk pertemuan reguler pada 17 Desember diAljazair dan melalui pernyataan bahwa 75 dolar AS per barel akanmenjadi harga yang wajar, namun telah gagal secara menyedihkan," kataDresdner Kleinwort analis Peter Fertig.
Organisasi NegaraPengekspor Minyak (OPEC) yang memproduksi 40 persen minyak mentahdunia, bertemua di Kairo pada Sabtu untuk menilai keadaan pasar minyak,namun menjauhkan diri dari pembuatan setiap keputusan tentangpemotongan produksi.
Malahan, para menteri energi memutuskansetiap langkah terhadap produksi akan dibuat dalam pertemuan merekamendatang di Oran, Aljazair pada 17 Desember.
OPEC telahmemangkas produksinya dua kali pada tahun ini dengan total dua jutabarel per hari dalam merespon jatuhnya harga minyak, namun resesiglobal masih dikhawatirkan akan memangkas permintaan untuk energi.
Penurunan produksi yang disepakati pada September dan Oktober gagalmenghentikan kemerosotan harga minyak hingga di bawah 50 dolar AS perbarel awal bulan ini, karena memuncaknya kekhawatiran resesi global.
Sekarang harga minyak telah turun lebih dari 60 persen dari rekor tertingginya di atas 147 dolar AS pada Juli, demikian lapor AFP.(*)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008