Samarinda (ANTARA News) - Banjir lumpur menerjang ratusan rumah warga di Kelurahan Sungai Siring, Kecamatan Samarinda Utara, Kalimantan Timur, Selasa.
Dilaporkan, tidak ada korban jiwa atas peristiwa tersebut, namun kerugian ditaksir mencapai ratusan juta rupiah setelah sedikitnya 90 rumah warga di di RT. 11 dan RT 4 rusak berat, belasan diantaranya ambruk.
Pantauan hingga Selasa petang, puluhan rumah terlihat porak-poranda dan berlumuran lumpur akibat diterjang air bercampur lumpur pada Selasa Sore.
Dua unit mobil serta beberapa motor juga terlihat rusak akibat sempat terserat banjir lumpur setinggi satu meter.
Bekas lumpur masih terlihat melengket pada dinding rumah warga serta jalan. Banjir lumpur itu juga menyebabkan sejumlah tanaman dan lahan rusak.
Hingga Selasa malam, warga terlihat masih terus mencari barang-barang mereka yang terbawa arus, sebagian lagi mencoba membersihkan rumah mereka yang kotor akibat dihantam lumpur.
. "Kami tidak bisa berbuat apa-apa sebab kejadiaanya berlangsung sangat cepat. Air bercampur lumpur setinggi sekitar satu meter itu datang tiba-tiba kemudian menghantam rumah warga. Kami langsung panik dan berusaha
menyelamatkan diri sehingga barang-barang yang ada di dalam rumah terendam sementara adapula yang terbawa arus. Bahkan, dua mobil yang diparkir di garasi rumah warga, sempat terseret hingga beberapa meter akibat derasnya arus banjir lumpur tersebut,"ungkap salah seorang korban banjir lumpur di RT. 11, Kelurahan Sungai Siring, Samarinda Utara, Siswanto, kepada wartawan.
Banjir lumpur itu menurut warga, diduga berasal dari kolam pengendali tambang batubara milik PT. Lana Harita.
"Lumpur itu berasal dari arah tambang batubara milik PT. Lana Harita, sekitar dua kilometer dari rumah kami,"ungkap warga.
Saksi mata lainnya, Purwanti mengaku, warga tidak sempat menyelamatkan barang-barang karena panik melihat banjir lumpur datang bergelombang.
"Kami panik setelah melibat air bercampur lumpur langsung menghantam rumah kami,"ungkap istri Ketua RT. 11 Kelurahan Sungai Siring tersebut.
Sementara, Ketua RT. 11, Kelurahan Sungai Siring, Samarinda Utara, Santoso mengaku, saat kejadian dia tidak berada di rumahnya.
"Saya kebetulan berada di dalam kota dan saat pulang, rumah saya sudah rata dengan tanah,`ungkap Santoso.
Akibat peristiwa itu kata Santosa, 60 Kepala Keluarga (KK) dengan 260 jiwa di RT . 11 terpaksa kehilangan tempat tinggal.
"Dari 71 KK di RT saya 60 KK diantaranya rumahnya rusak terkena banjir lumpur sebagian lagi ambruk termasuk rumah saya sendiri. Puluhan rumah juga rusak di RT 4. Korban banjir lumpur itu sebagian diungsikan di kantor lurah
dan sebagian mengungsi di rumah keluarganya,"katanya.
"Pihak perusahaan telah mendata jumlah rumah warga yang rusak dan mereka berjanji akan memberikan gantirugi,"ujar Ketua RT. 11 Kelurahan Sungai Siring, Samarinda Utara.(*)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008
Yah, mudah2-an janji ganti rugi bukan janji kosong. Harus sesuai dengan nilai kerugiannya, dong!
Halo LAPINDO....., halooooo...! Eh, kok tulalit!