Palu (ANTARA News) - Sebuah tas yang dicurigai berisi bahan peledak (bom) yang diletakkan orang tak dikenal di dekat Gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP), Jl Tanjung Manimbaya Lorong Gereja Kelurahan Lolu Selatan, Palu, Selasa malam ternyata hanya berisi beberapa potong pakaian. Wakil Kapolresta Palu, Kompol Eko Widodo usai memimpin tim Jihandak Brimob Polda Sulteng menyelidiki isi tas itu di TKP sekitar pukul 23.50 Wita mengatakan bahwa isi tas tersebut bukanlah benda berbahaya (bom) tapi beberapa potong pakaian. Keterangan yang dihimpun ANTARA News di TKP menyebutkan, tas kulit berwarna gelap itu dititipkan seorang ibu dan seorang anak kecil di halaman rumah Okto (41 tahun) yang berdekatan dengan Gereja HKBP pada sekitar pukul 20.00 Wita. Setelah beberapa lama tas itu tidak pernah diambil kembali, Okto mulai curiga dengan tas itu sehingga melaporkannya kepada polisi sekitar pukul 22.30 Wita. Polisi kemudian segera meluncur ke TKP dan mengamankan lokasi tersebut dengan garis polisi hingga sebuah mobil Jihandak beserta sejumlah personil Brimob Polda Sulteng tiba di lokasi untuk melakukan penyelidikan. Sekitar pukul 23.50 Wita, polisi menyatakan bahwa isi tas tersebut bukanlah bahan peledak tetapi hanya beberapa potong pakaian saja. Ratusan warga di sekitar TKP yang berkerumun dalam keadaan was-was menantikan hasil penelitian tim Jihandak kemudian membubarkan diri setelah tim Jihandak meninggalkan TKP. Pemantauan ANTARA News di Palu menyaksikan bahwa kepolisian makin memperketat pengamanan rumah-rumah ibadah di ibukota Sulawesi Tengah ini menyusul mulai ramainya perayaan natal di gereja-gereja. Di Jl Tanjung Manimbaya Kelurahan Lolu Selatan itu terdapat sedikitnya enam buah bangunan gereja permanen seperti Gereja Sidang Jemaat Allah, Gereja GKST, HKBP, Gereja Toraja, Gereja Katolik dan Gereja Kibait.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008