Jakarta, (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta para pengusaha untuk segera menyesuaikan harga barang produksi menyusul penurunan kembali harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi pada 15 Januari 2009.

"Harus punya hati pengusaha-pengusaha itu untuk juga menyesuaikan harganya. Jangan cost of production (biaya produksi) sudah turun tapi pura-pura tidak tahu tetap mempertahankan harga lama," kata Presiden Yudhoyono dalam pidatonya di acara peringatan ulang tahun ke-52 Legiun Veteran RI di Istana Negara, Jakarta, Selasa.

Menurut Presiden, menyusul penurunan harga BBM bersubsidi, tarif angkutan pun otomatis turun 10 persen terutama yang dijalankan oleh BUMN misalnya Damri, ASDP ataupun PT KA.

"Kalau kewenangan gubernur/bupati/walikota harus disesuaikan karena tidak masuk akal (BBM bersubsidi) turun 25 persen, 18,2 persen kok tidak turun-turun," katanya.

Kepala Negara menjelaskan bahwa dalam beberapa bulan terakhir pemerintah telah menurunkan harga premium sebesar 25 persen dari Rp6.000 ke Rp4.500 sedangkan solar telah turun sebesar 18,2 persen menjadi Rp4.500.

"Minyak tanah tetap karena subsidinya masih besar. TDL untuk industri juga sudah kita turunkan, BBM turun otomatis listriknya turun," ujarnya.

Pada kesempatan itu Presiden juga menjelaskan bahwa pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi minimal 4,5 persen atau 5,5 persen.

Sementara itu, dalam Sidang Kabinet Terbatas yang dipimpin oleh Presiden Yudhoyono Senin (12/1) pemerintah menetapkan perubahan-perubahan harga BBM, tarif listrik, angkutan umum, harga daging sapi, harga minyak goreng dan obat-obatan.Penurunan itu akan berlaku terhitung Kamis, 15 Januari 2009.

Untuk tarif listrik, pemerintah akan meringankan tarif tinggi beban puncak industri dengan mengurangi tarif daya maksimum.Penurunan harga BBM, juga memberikan dampak terhadap penurunan harga daging sapi.

Pada tahun 2007, harga daging sapi mencapai Rp. 48.000/kg, tahun 2008 menjadi Rp. 62.000/kg dan sekarang diharapkan bisa turun 10 persen, sehingga mendekati harga Rp. 50.000/kg. Harga minyak goreng, juga diharapkan akan turun menjadi Rp. 7.000/liter.

Selain harga minyak goreng, pemerintah juga mengharapkan adanya penurunan harga susu dan obat-obat generik.(*)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009