Jakarta, (ANTARA News)- Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antar bank Jakarta Selasa sore tetap merosot diatas angka Rp12.000 per dolar AS, karena menjelang akhir tahun kebutuhan terhadap mata uang asing itu masih tetap tinggi.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menjadi Rp12.250/12.350 per dolar AS dibanding penutupan hari sebelumnya Rp11.950/12.300.

Analis Valas PT Bank Himpunan Saudara, Tbk, Rully Nova di Jakarta, Selasa mengatakan, tekanan pasar negatif masih tetap tinggi, sehingga rupiah terus merosot menjauhi angka Rp12.000 per dolar AS.

"Kami memperkirakan rupiah tidak bisa berada dibawah angka Rp12.000 per dolar AS, dan terus menjauhi level tersebut, karena permintaan dolar AS semakin besar," katanya.

Menurut dia, makin menguatnya dolar AS itu, karena pelaku pasar optimis memegang dolar akan lebih aman ketimbang rupiah.

Apalagi kebutuhan dolar AS menjelang penutupan buku, cenderung meningkat, karena baik korporate maupun lembaga membutuhkan mata uang itu, ucapnya.

Namun, lanjut dia pemerintah kemungkinan telah melakukan berbagai pengawasan ketat terhadap bank-bank asing yang bermain valas agar kebutuhan dolar di pasar domestik terpenuhi.

Karena tanpa kontrol yang ketat dari pemerintah rupiah diperkirakan akan semakin terpuruk meninggal angka Rp12.000 per dolar AS, ucapnya.

Pemerintah juga, menurut dia berupaya menarik dana pengusaha Indonesia yang parkir di luar negeri untuk segera masuk ke pasar domestik guna mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

Dana parkir pengusaha kalau dapat masuk ke pasar domestik kemungkinan akan dapat mendorong rupiah kembali membaik. Apalagi Bank Indonesia juga diminta untuk segera menurunkan suku bunga acuannya agar likuiditas pasar yang ketat bisa berkurang.(*)

 

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2008