Jakarta (ANTARA News) - PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) akan menerbitkan Obligasi PLN X tahun 2009 senilai Rp1 triliun.
Obligasi akan diterbitkan dalam dua seri yakni A dengan jangka waktu lima tahun dan seri B berjangka waktu tujuh tahun.
Komisaris Utama PLN Alhilal Hamdi di kantor PLN Jakarta Selasa menjelaskan, dana yang dihimpun dari penerbitan obligasi itu akan digunakan untuk membiayai pembuatan transmisi dalam program pembangunan pembangkit 10.000 Megawatt.
Selain obligasi konvensional, PLN pada saat yang sama juga menerbitkan Sukuk Ijarah (obligasi syariah) III Tahun 2009 dengan nilai emisi Rp500 miliar.
Baik Obligasi X maupun Sukuk Ijarah III itu diterbitkan dengan call option pada tahun ke-3 sejak tanggal emisi dengan pembayaran kupon dan imbalan ijarah masing-masing akan dilaksanakan setiap tiga bulan.
PLN menunjuk PT Danareksa, PT Trimegah Securities dan PT Indo Premier sebagai penjamin pelaksana emisi, dengan periode penawaran awal (book biliding) 2-16 Desember 2008.
Obligasi PLN X mendapat peringkat AA- (double A minus) dan Sukuk Ijarah III berperingkat idAA- sy (double A minus Syariah; stable outlook) dari lembaga rating Pefindo.
Sedangkan pencatatan atas kedua obligasi ini di Bursa Efek Indonesia pada 12 Januari 2009.
Menurut Alhila Hamdi, sebelumnya perseroan telah menerbitkan obligasi konvensional rupiah sebanyak sembilan kali, obligasi syariah dua kali.
Perseroan juga telah menerbitkan obligasi internasional (global bonds) sebanyak dua kali dengan nilai masing-masing 1 miliar dolar AS.
"Semua kewajibanpembayaran obligasi perseroan selalu dibayar tepat waktu, termausk pada saat terjadinya krisis ekonomi di Indonesia," kata Alhilal Hamdi.
Alhilal optimistis penerbitan obligasi PLN ini menjadi pilihan investasi menarik bagi investor selain mendapat dukungan pemerintah sebagai penyedia listrik di seluruh wilayah Indonesia.
Hingga semester I 2008 pendapatan usaha PLN mencapai Rp78 triliun, naik dari Rp52 triliun dibanding periode sama tahun 2007 didorong peningkatan penjualan tenaga listrik dan subsisi listrik pemerintah.
Prospek membaiknya kinerja keuangan perusahaan seterum milik negara ini juga didorong pertumbuhan rata-rata kebutuhan listrik nasional sebesar 9 persen dalam 10 tahun ke depan.
PLN menargetkan sekitar 95,5 persen kebutuhan listrik rumah tangga dapat terpenuhi pada 2018, sementara pada tahun 2007 baru mencapai 60,8 persen.
(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008