Singapura (ANTARA News) - Harga minyak merosot lagi di Asia, Selasa, hampir menyentuh level yang belum pernah terjadi sejak awal 2005, seiring dengan muncul kecemasan di pasar atas kemungkinan menurunnya konsumsi energi, para analis menyatakan. Kontrak utama pasar New York, minyak jenis light sweet untuk penyerahan Januari, turun 53 sen menjadi 48,74 dolar, di bawah harga penutupan 49,28 dolar di bursa New York Mercantile Exchange (NYMEX), Senin. Minyak mentah Brent Laut Utara untuk pengiriman Januari merosot 39 sen menjadi 47,58 dolar. Pada transaksi Senin, di London, harga ditutup pada posisi 47,97 dolar. "Saya kira penyebabnya adalah menurunnya konsumsi," kata David Moore, strategis komoditas pada Commonwealth Bank of Australia di Sydney, kepada AFP.Data yang keluar di AS dan negara lainnya mendukung pendapat bahwa konsumsi telah melemah." Harga minyak telah merosot tajam dari rekor tinggi 147 dolar yang dicapai pada Juli lalu, akibat kekhawatiran terhadap melambatnya pertumbuhan ekonomi dan dampaknya atas permintaan energi, kata para analis. Panel yang terdiri atas para ekonom yang bertugas untuk membuat desain mengenai siklus binis menyatakan, Senin, bahwa resesi di AS telah dimulai setahun lalu, namun Moore mengemukakan penemuan itu tidak mengejutkan. Kawasan euro, Jepang dan perekonomian lainnya sudah dilanda resesi. (*)
Pewarta:
Copyright © ANTARA 2008