Jakarta, (ANTARA News) - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa, dibuka anjlok 42 poin.

IHSGdibuka turun tajam 42,078 poin atau 3,44 persen menjadi 1.181,047 danindeks LQ45 turun 5,306 poin atau 2,24 persen ke level 231,776.

Semua sektor saham di BEI mengalami penurunan, terutama sektor tambangdan perkebunan yang masih menjadi motor penurunan indeks BEI.

Pada awal perdagangan ini, beberapa saham unggulan yang memimpin indeksBEI diantaranya anjloknya saham Bumi Resources Rp70 menjadi Rp870, BankMandiri yang terkoreksi Rp60 ke level Rp1.410, Astra Internasionalterjun Rp600 ke posisi Rp8.900, Indosat terkikis Rp200 ke Rp4.650 danPerusahaan Gas Negara turun Rp60 ke harga Rp1.810.

Analis Riset PT BNI Securities Muhammad Alfatih, kepada ANTARA,mengatakan, bahwa secara teknikal indeks BEI memang arahnya masihnegatif. "Indeks BEI masih cenderung koreksi," katanya.

Melemahnya indeks BEI ini juga dipengaruhi oleh bursa regional yangpada awal perdagangan Selasa ini hampir semuanya melemah mengikutipenurunan bursa Wall Street AS.

Saham-saham Wall Street AS jatuh pada Senin waktu setempat, karenaadanya berita-berita ekonomi suram dari seluruh dunia, termasukkonfirmasi sebuah resesi di negara Paman Sam ini.

Indeks Dow Jones Industrial Average turun tajam 679,95 poin (7,70persen) menjadi ditutup pada 8.149,09, poin penurunan tercuram keempatdalam sejarah untuk indeks blue-chip ini.

Kondsis ini diikuti oleh bursa di kawasan Asia, yakni di awali Indekssaham Nikkei Jepang dibuka melemah 1,56 persen atau jatuh 130,90 poinmenjadi 8.266,32 pada saat bel pembukaan perdagangan, bursa Singapuradengan indeks blue-chip Straits Times jatuh 39,59 poin menjadi 1.650,64dan bursa Hongkong dengan Hang Sengnya yang melemah 673,16 poin menjadi13.437,30.

Kondisi inilah yang membuat saham yang turun kembali mendominasi pasardi BEI sebanyak 70 efek di menit-menit awal perdagangan dibanding yangnaik hanya empat, sedangkan 9 stagnan dan 360 belum aktifdiperdagangkan. (*)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008