Washington (ANTARA News) - Dengan masa jabatan tersisa tak lebih dari dua bulan, Presiden AS George W. Bush untuk pertama kali mengakui secara terbuka bahwa kegagalan intelijen mengenai Irak adalah "penyesalan terbesarnya" selama delapan tahun pemerintahannya, demikian wawancara TV yang disiarkan Senin waktu setempat. "Penyesalan terbesar selama masa jabatan presiden ialah kegagalan intelijen di Irak," kata Bush kepada ABC TV, seperti dilaporkan Xinhua. "Saya sebenarnya berharap hasil intelijen berbeda ... ."    Wawancara tersebut direncanakan disiarkan dalam "World News Tonight", Senin malam waktu setempat, tapi isinya telah disiarkan melalui laman Internet stasiun TV itu. "Banyak orang mempertaruhkan reputasi mereka dan mengatakan senjata penghancur massal adalah salah satu alasan untuk menggulingkan Saddam Huseein. Itu bukan hanya pendapat orang-orang di dalam pemerintah saya," kata Bush kepada ABC TV.          "Banyak anggota Kongres, sebelum kedatangan saya di Washington D.C., selama perdebatan mengenai Irak, banyak pemimpin negara di seluruh dunia memperhatikan informasi intelijen yang sama," katanya. Namun, Bush menolak untuk berspekulasi mengenai apakah ia masih akan berperang jika ia mengetahui Irak tak memiliki senjata pemusnah massal.         "Ini adalah penilaian yang tak dapat saya lakukan. Sulit bagi saya untuk berspekulasi," katanya.          Bush dijadwalkan meninggalkan Gedung Putih dengan membawa rekor dukungan yang rendah akibat perang di Irak dan Afghanistan serta krisis keuangan yang dihadapi negeri itu sekarang.          Lebih dari 4.299 prajurit AS tewas di Irak sejak perang dilancarkan pada Maret 2003 akibat laporan intelijen yang menyatakan pemerintah Saddam Hussein memiliki senjata pemusnah massal --laporan yang belakangan terbukti keliru.          Kekecewaan terbesar lain yang disampaikan Bush ialah kegagalan untuk meggolkan rancangan undang-undang menyeluruh tentang pembaruan imigrasi.      "Saya sangat percaya perdebatan imigrasi benar-benar tak memperlihatkan sifat Amerika yang sebenarnya sebagai 'masyarakat yang memberi sambutan'," katanya.          Namun, Bush mengatakan kebanyakan waktunya di Gedung Putih "menyenangkan" karena "pendapat dapat melayani bangsa yang anda cintai".      Ia berharap ia dapat dikenang oleh rakyat Amerika sebagai orang yang "tak menjual jiwanya buat politik, harus membuat keputusan berat dan melaksanakannya dengan cara penuh prinsip".          "Saya akan meletakkan jabatan presiden dengan kepala tegak," katanya.  (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2008