Kabul (ANTARA News) - Serangan bom bunuh diri terhadap polisi disebuah pasar yang ramai Senin menewaskan 10 orang, termasuk dua polisi,dan mencederai 27 orang di Afghanistan selatan, kata polisi.

Penyerang meledakkan bom yang diikat di tubuhnya ketika ia berjalan kearah sebuah kendaraan polisi di pasar utama di distrik Musa Qala diprovinsi Helmand, kata kepala kepolisian provinsi itu AssadullahShairzad kepada AFP.

"Sepuluh orang, termasuk dua polisi,tewas dan 27 orang lagi cedera, yang juga mencakup dua polisi, dalamserangan bunuh diri hari ini," katanya.

Orang sedang membelibarang-barang kebutuhan menjelang hari raya Idul Adha, kata seorangpenjaga toko Haji Mohammad Nabi kepada AFP. Serangan itu menewaskandelapan warga sipil dan mencederai 25 orang.

"Banyak orang yang mengalami luka-luka ringan berlarian setelah ledakan itu," kata Nabi.

Gerilyawan Taliban mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut.

Distrik Musa Qala merupakan pusat pemberontakan dan beberapa kali jatuhke tangan Taliban dalam beberapa tahun terakhir ini.

Sejumlahdistrik lain masih dikuasai kelompok militan itu di provinsi Helmandmeski ribuan prajurit Inggris berada di kawasan itu dengan mandat NATO.

Sementara itu, prajurit-prajurit Spanyol yang berada di bawah komandoNATO di provinsi Herat, Afghanistan barat, membunuh seorang prajuritAfghanistan dan mencederai dua lain dalam insiden penembakan yang tidakdisengaja, Senin, kata seorang jurubicara kepolisian.

Prajurit-prajurit Spanyol itu melepaskan tembakan ke arah kendaraanpasukan Afghanistan pada pagi-pagi buta ketika kendaraan itu melaju kearah mereka, kata jurubicara itu.

"Mereka mengabaikantanda-tanda peringatan agar berhenti dan ditembak oleh pasukanSpanyol, menewaskan seorang prajurit Afghanistan dan mencederai duaprajurit lain Afghanistan," kata jurubicara Abdul Raof Ahmadi kepadaAFP.

Puluhan ribu prajurit koalisi pimpinan AS dan pasukanISAF pimpinan NATO berada di Afghanistan untuk membantu pemerintahPresiden Hamid Karzai memerangi Taliban dan gerilyawan Al-Qaeda sekutumereka.

Tahun ini Taliban meningkatkan serangan-serangannyadi Afghanistan. Hampir 1.500 warga sipil termasuk di antara lebih dari4.000 orang yang tewas dalam konflik di Afghanistan sepanjang tahun ini.

Peningkatan jumlah korban akibat kekerasan yang dilakukan Taliban diAfghanistan telah membuat sejumlah negara berencana melakukanpengurangan atau penarikan pasukan yang tergabung dalam ISAF pimpinanNATO.

Taliban, yang memerintah Afghanistan sejak 1996,mengobarkan pemberontakan sejak digulingkan dari kekuasaan di negaraitu oleh invasi pimpinan AS pada 2001 karena menolak menyerahkanpemimpin Al-Qaeda Osama bin Laden, yang bertanggung jawab atasserangan-serangan di wilayah Amerika yang menewaskan sekitar 3.000orang pada 11 September 2001.

Gerilyawan Talibansangat bergantung pada penggunaan bom-bom pinggir jalan dan seranganbunuh diri untuk melawan pemerintah Afghanistan dan pasukan asing yangditempatkan di negara tersebut.

Dalam salah satu seranganpaling berani, gerilyawan tersebut menggunakan penyerang-penyerang bombunuh diri untuk menjebol penjara Kandahar pada pertengahan Juni,membuat lebih dari 1.000 tahanan yang separuh diantaranya militanberhasil kabur.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008