Jakarta (ANTARA News) - Angka Inflasi November 2008 masih ditanggapi pasar saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) negatif dengan melemahnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok 1,48 persen. IHSG BEI ditutup turun 18,416 poin menjadi 1.223,125 dan indeks LQ45 melemah 4,466 poin atau 1,85 persen ke posisi 237,031. "Angka inflasi November 2008 memang ditanggapi `mix` (bervariasi), dimana angka `year to year (YoY)` tak sesuai ekspektasi, sedangkan `month to month (MoM) lebih bagus dari ekspektasi," kata Analis Riset PT BNI Securities Muhammad Alfatih, kepada di Jakarta, Senin. Menurut Fatih, pasar agak kecewa dengan inflasi YoY yang sebesar 11,68 persen dibanding ekspektasi dari berbagai kalangan yang memperkirakan 11,61 persen. "Angka YoY tersebut yang masih menjadi kekhawatiran, sehingga saham-saham yang sensitif angka inflasi ini seharusnya positif justru mengalami penurunan," katanya. Fatih mencontohkan saham perbankan, seperti Bank BRI (BBRI), Bank Mandiri (BMRI), Astra Internasional (ASII) justru mengalami tekanan jual. Saham BBRI terkoreksi Rp225 menjadi Rp3.175, BMRI turun Rp20 ke posisi Rp1.470 dan ASII melemah Rp700 ke harga Rp9.500. Selain angka inflasi, lanjut Fatih, kondisi bursa regional yang "mix" dan nilai tukar rupiah yang masih bertahan di atas level psikologis Rp12.000 per dolar AS juga menjadi penekan indeks BEI Senin ini. "Memang nilai tukar rupiah sudah mulai menguat, namun masih bertahan di Rp12.000 per dolar," katanya. Sedangkan bursa kawasan Asia yang ditutup "mix", yakni bursa Tokyo dengan indeks Nikkei yang terkoreksi 1,35 persen ke 8.397,21 dan bursa Singapura dengan indeks Straits Times melemah 1,81 persen ke posisi 1.701,13, sedangkan bursa Hongkong dengan Hang Seng menguat 2,06 persen ke level 14.174,00. Sentimen di atas telah membuat perdagangan saham di BEI mengalami tekanan jual, dimana saham yang turun mendominasi sebanyak 100 dibanding yang naik hanya 38, sedangkan 51 stagnan dan 268 tidak aktif diperdagangkan. Volume perdagangan mencapai 1,877 miliar saham dengan nilai Rp1,851 triliun dari 57.240 kali transaksi.(*)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008