Jakarta (ANTARA) - Pimpinan Pusat Muhammadiyah ingin Masjid At Tanwir, yang sedang dibangun dan ditargetkan selesai Mei 2020, bisa menjadi percontohan masjid ramah lingkungan.
"Muhammadiyah mendorong agar masjid-masjid di daerah dapat dibangun dengan teknologi dan konstruksi yang ramah lingkungan sebagai wujud tanggung jawab ekologis dan pengamalan Islam yang berkemajuan," kata Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Abdul Mu'ti saat dihubungi dari Jakarta, Senin.
Masjid At Tanwir dirancang memiliki fasilitas listrik bertenaga surya dan daur ulang air wudhu. "Selain air bekas wudhu yang didaur ulang, masjid juga menggunakan listrik tenaga surya dan ruangan yang banyak sinar matahari," kata Abdul.
Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Dewan Masjid Indonesia juga mempromosikan pengelolaan masjid yang ramah lingkungan.
"Aktivitas manusia yang tidak ramah lingkungan akan mengakibatkan kerusakan lingkungan sumber daya alam penting seperti air. Kampanye eco-masjid ini diharapkan juga bisa menangani atau menghadapi krisis air yang berakibat kepada krisis pangan dan sosial," kata Ketua Lembaga Pemuliaan Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam MUI Hayu Susilo Prabowo.
MUI bekerja sama dengan BAZIS BAZNAS DKI Jakarta telah merintis penerapan prinsip masjid ramah lingkungan di Masjid At Taufiq di GOR Senen, Jakarta Pusat, yang melakukan upaya penghematan air wudhu dan punya fasilitas konservasi air, sumur resapan air, dan biopori.
Hayu mengatakan bahwa masjid yang ramah lingkungan juga mesti menjalankan pemilahan dan pengolahan sampah, termasuk mendaurulang sampah.
Ia menyebut masjid di Pondok Pesantren Nurul Iman dan Masjid Az Zikra di Bogor sebagai contoh masjid yang menerapkan prinsip ramah lingkungan.
Baca juga:
Muhammadiyah bangun masjid ramah lingkungan
Maroko akan punya 600 "masjid hijau" sampai 2019
Pewarta: Anom Prihantoro
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2020