Jakarta (ANTARA News) - Menjelang pengumuman inflasi November 2008, Indeks Bursa Efek Indonesia (BEI) pada perdagangan Senin pagi ditutup bervariasi (mix).
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) BEI sesi pagi ditutup turun 0,538 poin atau 0,04 persen menjadi 1.241,003, sedangkan indeks LQ45 menguat 0,622 poin atau 0,26 persen ke posisi 242,119.
Analisa PT Danareksa Sekuritas Securities, dalam riset hariannya, memperkirakan inflasi November 2008 yang akan diumumkan pada Senin siang ini menurun.
Prediksi ini yang telah mendorong beberapa saham unggulan masih melanjutkan kenaikan, seperti Telkom yang terangkat Rp150 menjadi Rp6.000, Indosat naik Rp50 ke posisi Rp5.150, Perusahaan Gas Negara menguat Rp60 ke level Rp1.900, Bank Mandiri menambah Rp10 ke harga Rp1.500 dan Indofood melangkah Rp40 ke Rp1.010.
Namun, tekanan jual di perdagangan saham di BEI selama sesi pagi ini masih tinggi, sehingga indeks BEI bergerak fluktuatif.
Pergerakan saham di BEI telah didominasi yang turun sebanyak 60 dibanding yang naik 47, sedangkan 48 stagnan dan 302 belum aktif diperdagangkan.
Beberapa saham unggulan yang mengalami tekanan jual di antaranya saham Bumi Resources yang terkoreksi Rp10 menjadi Rp1.000, Bank BRI terkikis Rp100 ke level Rp3.300, United Tractors melemah Rp3.875 dan Astra Internasional yang anjlok Rp200 menjadi Rp10.000.
Bursa regional yang ditutup mix juga menjadi pengaruh terhadap pergerakan indeks BEI pada awal pekan ini, dan hal ini juga diungkap oleh Danareksa pada riset hariannya.
Beberapa bursa regional pada perdagangan sesi pagi ditutup mix, diantaranya indeks saham Nikkei Jepang dibuka melemah 1,26 persen ke posisi 8.405,16, saham-saham Hong Kong menguat 2,14 persen ke level 14.185,79 dan indeks Straits Times Singapura turun 0,81 persen menjadi 1.718,58.
Volume perdagangan mencapai 989,401 juta saham dengan nilai Rp1,029 triliun dari 32.658 kali transaksi. (*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008