Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Indonesia dan India sepakat meningkatkan volume perdagangan antara kedua negara dari 6,5 miliar dolar AS menjadi 10 miliar dolar AS pada masa mendatang.Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam konferensi pers bersama Presiden India Pratibha Devisingh Patil di Istana Merdeka Jakarta, Senin, mengatakan India adalah negara dengan ekonomi besar."Volume perdagangan antara kedua negara saat ini mencapai 6,5 miliar dolar AS dan masih bisa ditingkatkan hingga 10 miliar dolar AS," kata Kepala Negara.Presiden Yudhoyono mengatakan Indonesia membuka pintu bagi investor India untuk meningkatkan investasi di Indonesia khususnya bidang manufaktur, transportasi dan energi terbarukan."Kamu juga akan mendorong pengusaha Indonesia untuk meningkatkan perdagangan dengan mitranya di India," tegas Presiden.Senada dengan Yudhoyono, Presiden Patil juga sepakat untuk meningkatkan volume perdagangan kedua negara."Kami ingin terus meningkatkan kerjasama antar kedua negara dengan dasar strategic partnership yang ditandatangani 2005 lalu. Kami juga mempunyai keinginan yang sama untuk meningkatkan volume perdagangan," katanya.Kepala Negara mengatakan dalam pembicaraan bilateral dengan Presiden Patil dibicarakan kerjasama kedua negara di bidang pendidikan, pemuda dan olahraga, pertanian, pariwisata dan industri perfilman."India maju dalam teknologi informasi serta farmasi. Indonesia akan terus menimba pengalaman dari India," tegasnya.Neraca perdagangan Indonesia-India dalam lima tahun terakhir ini selalu menunjukkan posisi surplus bagi Indonesia. Menurut data BPS dan Departemen Perdagangan, total perdagangan Indonesia-India periode Januari-Juni 2008 telah mencapai 5,022 miliar dolar AS atau mengalami peningkatan 26,93 persen dari periode yang sama pada 2007 mencapai 3,116 miliar dolar AS.Total ekspor Indonesia ke India sampai Juni 2008 sebesar 3,53 miliar dolar AS, sedangkan impor dari India sebesar 1,49 miliar dolar AS.Dengan demikian hingga Juni 2008 surplus perdagangan Indonesia terhadap India tercatat 2,04 miliar dolar AS. (*)
Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008