Jakarta (ANTARA News) - "Apabila Politik Bengkok, maka puisi meluruskannya." Itulah untaian kata mutiara dari John F. Kennedy, salah seorang mantan Presiden Amerika Serikat (AS), yang juga diyakini penyair Asrizal Nur, Ketua Yayasan Panggung Melayu.
"Pejabat pemerintahan maupun negara akan kering melihat kondisi sosial politik yang tidak menentu, jika di dalam jiwanya tidak ada puisi," kata Asrizal kepada wartawan, usai pementasan Gelar Puisi Jalan Bersama 2008, di Teater Kecil Taman Ismail Marzuki, akhir pekan lalu (30/1).
Pemahaman itu dikemukakannya saat acara pembacaan puisi yang menampilkan para seniman dan juga pejabat.
Menurut Asrizal, menulis puisi memerlukan perenungan mendalam, dan setiap orang yang melakukannya akan mengalami proses penyadaran diri penuh pada keadaan lingkungan di sekitarnya.
"Mereka akan menjadi peka pada kemiskinan, keterbelakangan, dan penindasan. Karena itu, kami memang mengupayakan acara pembacaan sajak ini
melibatkan tidak hanya para seniman tetapi juga para pejabat," katanya.
Selain Asrizal, Gelar Sajak Jalan Bersama 2008 menampilkan Moh. Jumhur Hidayat (Kepala BNP2TKI), H.M. Sani (Wagub. Provinsi Kepulauan Riau), Hj. Aida Ismeth Abdullah (Anggota DPD RI), Dra. Hj. Suryatati A. Manan (Walikota Tanjungpinang), Matur Taher (Wabup Bintan), H. Riza Pahlevi (Ketua DPRD Kab. Bengkalis), Bobby Jayanto (Ketua DPRD Kota Tanjungpinang), H. Andi Burhanuddin Solong (Ketua DPRD Kota Balikpapan).
Selanjutnya, L.K. Ara (penyair - NAD), Husnu Abadi (penyair - Riau), Yurnaldi (penyair - Sumatera Barat), Machzumi Daud (penyair - Kepri), Tusiran Duseno (penyair Tanjungpinang), Lawn Newal (penyair - Tanjungpinang), Ahmaduny Herfanda (penyair - Jakarta), Rukmi Wisnu Wardani (penyair - Jakarta), Helvy Tiana Rosa (penyair - Depok), dan Shantined (penyair - Balikpapan).
Gelar Sajak Jalan Bersama merupakan acara rutin dua tahunan yang diselenggarakan Yayasan Panggung Panggung Melayu, pertama kali digelar pada 2006. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008