"Kualitas tanah, air dan alam Bali ini belakangan terus menurun. Indikasinya banyak biota yang mati. Kunang-kunang, kakul, belut, sudah susah ditemui sekarang. Untuk itu, perlu diperbaiki agar sehat kembali alam Bali," kata Koster saat menerima audiensi jajaran pimpinan Bank Nasional Indonesia Cabang Denpasar, di Rumah Jabatan Jayasabha, Denpasar, Senin.
Alumnus ITB Bandung ini menyebut salah satunya Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 8 Tahun 2019 tentang Sistem Pertanian Organik, yang secara tidak langsung juga berupaya mengurangi dampak bahan kimia terhadap tanah dan air.
Baca juga: Teliti kaitan Nyepi dengan kualitas lingkungan
"Selain menghasilkan bahan pangan yang sehat, perda ini juga bertujuan untuk memperbaiki kembali lingkungan yang sudah bertahun-tahun dicemari bahan kimia," ucapnya.
Kesadaran akan lingkungan yang bersih dan sehat, tambah Koster, akan diupayakan agar menjadi sebuah gaya hidup masyarakat di Bali.
"Untuk itu, kita siapkan sistemnya, pembatasan sampah plastik, pengolahan sampah berbasis sumber, pertanian organik, dan seterusnya. Ini penting sebagai modal untuk menjaga ekosistem kita di Bali. Syukurnya, masyarakat di Bali sangat luar biasa penerimaannya. Menggeliat betul di lapangan. Negara-negara sahabat pun sangat memuji langkah ini," ucapnya.
Sementara itu, I Made Sukajaya selaku Pemimpin BNI Kantor Cabang Denpasar (Wilayah Bali- Nusra) memuji langkah luar biasa Gubernur Koster dalam menjaga alam Bali.
Pihaknya pun mengaku siap membantu lebih jauh dengan berbagai program dan sinergi dengan Pemerintah Provinsi Bali.
"Kami komitmen membantu, khususnya di bidang pertanian organik yang menurut kami sangat potensial di Bali. Lewat KUR (Kredit usaha rakyat, red) misalnya, kami siap membantu menggenjot sektor produksi petani kita," ucap Sukajaya.
Baca juga: Reklamasi Teluk Benoa perparah lingkungan Bali
Pewarta: Ni Luh Rhismawati
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2020