Hal itu dikemukakan militer Pakistan untuk menanggapi laporan media India yang menyatakan bahwa India membatalkan gencatan senjata yang sudah berumur lima tahun. Gencatan senjata itu menyangkut tapal batas daerah sengketa, Kashmir .
"Kami mengetahui laporan media, yang menyatakan penangguhan gencatan (di Kashmir) dan ada gerakan tentara di wilayah India tapal batas itu," kepala jurubicara tentara Mayor Jenderal Athar Abbas kepada kepada kantor berita Prancis AFP.
"Sejauh laporan resmi, tak ada gerakan atau pengerahan tentara. Gencatan senjata masih berlangsung," katanya.
Pemimpin di Pakistan mengutuk serangan Mumbai itu dan menjanjikan tindakan terhadap kelompok mana pun terlibat, dengan menyatakan peningkatan ketegangan India-Pakistan merupakan kemenangan bagi pengacau.
Tapi, penyelidikan India atas serangan besar atas Mumbai itu, yang menewaskan hampir 200 orang, berpusat pada kelompok keras bermarkas di Pakistan, Lashkar-e-Taiba, yang berjuang melawan kekuasaan India atas Kashmir.
Perdana menteri Pakistan membatalkan kunjungannya ke Hongkong untuk memusatkan perhatian dalam menangani ketegangan dengan India setelah serangan atas Mumbai tersebut, kata petinggi negara itu.
Perdana Menteri Yousaf Raza Gilani direncanakan menghadiri temu puncak Prakarsa Dunia Clinton (CGI) pada 2-3 Desember, tapi pejabat dari kantornya menyatakan ia akan memusatkan perhatian untuk menghadapi tuduhan India bahwa pengacau Mumbai datang dari Pakistan.
"Disebabkan keadaan setelah serangan di Mumbai itu, perdana menteri membatalkan kunjungannya ke Hongkong," kata jurubicara Gilani, Zahid Bashir, kepada AFP.
Gilani sedang berembuk dengan pemimpin tentara dan politisi dan akan mengirim wakil khusus untuk menghadiri pertemuan itu, kata jurubicara tersebut.
Menteri Luar Negeri Pakistan Shah Mahmood Qureshi mendesak perlunya melibatkan kerja bersama Pakistan dengan India guna melawan kekacauan yang mereka alami.
Ketika berbicara kepada media India di New Delhi pada Jumat, Qureshi menyatakan terlalu dini menghubungkan ledakan di Mumbai dengan Pakistan.
"Pengalaman masa lalu memperlihatkan peristiwa semacam itu tak memerlukan reaksi cepat," katanya.
Menteri luar negeri Pakistan itu mengatakan, setelah kejadian Samjota Express 2007, pemerintah dan media India menyalahkan Pakistan, tapi penyelidikan mengungkapkan bahwa orang India-lah yang terlibat dalam kejadian tersebut. Ia menyatakan mungkin saja kesimpulan itu dilakukan mendahului penyelidikan.
Qureshi menyatakan pengacau tak memiliki agama, kepercayaan atau kasta. Ia menjanjikan kerjasama Pakistan pada semua tingkat. Ditambahkannya, tuduhan terhadap Pakistan mesti dihentikan.
Pada hari sama, media Pakistan memperingatkan agar tak saling menyalahkan dan menyatakan Islamabad tak bisa dinyatakan bertanggung-jawab atas kerusuhan di ibukota keuangan India itu dan alur perdamaian tak boleh dibiarkan meleset.
Serangan atas sejumlah tempat di Mumbai itu menewaskan 195 orang dan mencederai sekitar 300 orang.(*)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008