Cibodas (ANTARA News) - Banyak keluhan disampaikan para penyuluh petani ketika mereka berdialog dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada acara jambore dan festival karya penyuluhan pertanian II di Cibodas, Jawa Barat, Minggu. Meski telah ada Undang-undang yang khusus mengatur sistem penyuluhan pertanian, perikanan, dan peternakan, para penyuluh masih kesulitan melaksanakan tugas mereka karena belum ada Peraturan Pemerintah (PP) yang mengatur detil tugas serta honor mereka. Salah satu penyuluh pertanian, Nani Surtini, asal Cianjur, Jawa Barat, meminta Presiden agar mempercepat terbitnya PP tersebut karena sampai saat ini belum ada dasar hukum pembentukan badan pelaksana penyuluhan di daerahnya. Para penyuluh juga mempertanyakan apakah ada kemungkinan mereka diangkat sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS). Menanggapi keluhan tersebut, Presiden segera bertanya kepada Menteri Pertanian Anton Apriantono yang duduk di sampingnya tentang proses pembuatan PP penyuluhan. PP tersebut ternyata sedang berada dalam proses koordinasi dengan menteri-menteri terkait seperti Menteri Keuangan dan Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur Negara. "Kalau PP itu sudah sampai di meja saya pasti langsung saya tandatangani. Tagih saya satu bulan lagi," ujar Presiden Yudhoyono. Mengenai kemungkinan para penyuluh pertanian untuk menjadi PNS, Presiden Yudhoyono hanya mengatakan ia akan memeriksa kemungkinan tersebut. "Mudah-mudahan bisa. Doakan saja," ujarnya. Para penyuluh petani saat ini ada yang berasal dari PNS kantor dinas pertanian, namun ada juga yang berstatus swadaya tanpa dibayar. Mereka setiap saat harus menerima pengaduan dari para petani dan membantu petani menyelesaikan masalah produksi pertanian. Di hadapan 4.500 penyuluh pertanian dari seluruh Indonesia, Presiden Yudhoyono menyampaikan terima kasih atas peranan mereka meningkatkan produktivitas pertanian dan bahkan memuji peran aktif mereka membantu petani. Untuk menghibur para penyuluh petani, Presiden lantas mengatakan bahwa ia telah menciptakan lagu berjudul " Budi Temanku". Presiden khusus memutarkan keping cakram lagu tersebut yang dinyanyikan oleh kelompok musik "The Brothers". Presiden juga tidak sungkan memperdengarkan suaranya untuk menyanyikan lagu tersebut. Lagu itu berkisah tentang seseorang yang mengimpikan pergi mencari kerja ke kota agar sejahtera, namun akhirnya justru menemukan kesejahteraan dan kedamaian sebagai petani di desa. "Tak perlu petani berbondong-bondong ke kota. Menjadi petani di desa juga bisa sejahtera," ujar Presiden Yudhoyono. Sayangnya, lagu ciptaan Presiden itu tidak menjelaskan, bagaimana seorang petani bisa sejahtera dan damai hidup di desa. (*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008