"Musik itu hidup, bukan suatu bentuk seni yang bisa kita lihat di museum, tapi musik adalah sesuatu yang kamu ciptakan sendiri," katanya di Jakarta, Sabtu malam (29/11).
Abraham, musisi senior yang memainkan bas, mengatakan ia telah memilih musik sebagai jalan hidup dan selama bertahun-tahun ia mengenalkan musik dan menurunkannya pada anaknya.
"Saya bermain musik bersama anak saya, dia juga menjadi drumer terkenal sekarang. Dia banyak belajar dari personil Open Hands lainnya seperti Greg, Justo, dan Bill, bahkan kami semua sudah seperti keluarga sendiri karenakedekatang yang cukup lama," ujarnya.
Justo Almario sang peniup saksofon menambahkan bahwa musik secara umum dan khususnya musik jazz telah mengalami banyak perkembangan dari masa ke masa. Dari sisi teknologi, musisi kini bisa lebih mudah dalam mempertontonkan karyanya dan lebih mudah dalam menciptakan musik.
"Kita juga belajar dari anak-anak muda yang sekarang. Anak si Abraham ini kalau membuat musik sudah berbeda dengan jaman kami dulu, sekarang lebih canggih. Dia bisa menciptakan musiknya hanya lewat sebuah komputer lalu mengirimkannya via internet dan bisa diakses oleh banyak orang di negara lain, sedangkan jaman dulu kalau mau membuat lagu ya menulisnya berkali-kali, lalu kalau sudah jadi kita mainkan di depan musisi lain,"ujarnya disambut senyum personil "Open Hands" lainnya.
Greg Mathieson, pemain piano dalam kelompok ini menambahkan dari sisi kebebasan dan kepuasan bermusik, keadaan sekarang dan dulu juga jauh berbeda. Sekarang ini ia melihat hampir tidak ada batasan-batasan dalam bermusik, setiap orang bebas menciptakan dan memainkan berbagai jenis musik.
"Jaman dulu ada batas dan persoalan antara satu musisi dengan musisi yang lain yakni tentang aliran musik, mereka saling mengklaim musik pop sendiri, jazz sendiri, rock sendiri. Tidak seperti sekarang yang setiap musisi punya kesempatan untuk memainkan segala jenis musik," ujar pria berjenggot lebat dan panjang itu.
"Open Hands" beranggotakan empat musisi jazz senior yang dimotori Abraham Laboriel (bas), dan beranggotakan Greg Mathieson (piano), Bill Maxwell (drum), serta Justo Almario (saksofon). Mereka telah mengalami pahit manis bermusik jazz selama lebih dari 30 tahun.
Sepanjang waktu tersebut Abraham dan kawan-kawannya kerap manggung bersama, namun dalam Jak Jazz 2008 ini mereka baru mengusung nama grup mereka yakni "Open Hands" yang kemudian juga menjadi judul album terbaru mereka.
"Kami mulai berkolaborasi sekitar 30 tahun lalu dan kami sudah menjadi teman sejak dulu. Dalam bermusik kami berusaha profesional dengan memainkan berbagai aliran musik jazz," ujar Abraham.
Dalam penampilan di panggung Jak Jazz hari kedua (29/11), "Open Hands" mengkolaborasikan unsur tradisi rhythm Amerika Selatan, musik jazz, dan R&B dengan cara unik dan khas. Warna musik yang mereka mainkan sarat pengaruh musik jazz di era 1980-an yang kebanyakan membawakan warna fusion dan bossanova. (*)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008