Hal-hal yang dapat merugikan masyarakat dalam melakukan transaksi tunai seperti pedagang atau pelayan toko tidak memiliki uang pecahan nominal kecil Rp100-Rp1.000 untuk kembalian, konsumen diberikan permen sebagai pengganti uang kembalian tersebut

Palembang (ANTARA) - Yayasan Lembaga Konsumen (YLK) Sumatera Selatan berupaya membantu menyosialisasikan cara mendapatkan dan memanfaatkan fasilitas transaksi tidak dengan uang tunai (nontunai) untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat dan mencegah timbulnya kerugian konsumen.

"Berdasarkan masukan dan hasil kunjungan rutin ke masyarakat, banyak yang belum mengetahui dan memahaminya sehingga perlu digencarkan kegiatan edukasi transaksi tanpa menggunakan fisik uang yang biasa digunakan selama ini," kata Ketua Yayasan Lembaga Konsumen (YLK) Sumatera Selatan, Hibzon Firdaus di Palembang, Minggu.

Dia menjelaskan, selama ini sering terjadi hal-hal yang dapat merugikan masyarakat selaku konsumen ketika melakukan transaksi tunai dengan penjual barang dan jasa di pasar tradisional atau pasar modern.

Ia menyebut bahwa hal-hal yang dapat merugikan masyarakat dalam melakukan transaksi tunai seperti pedagang atau pelayan toko tidak memiliki uang pecahan nominal kecil Rp100-Rp1.000 untuk kembalian, konsumen diberikan permen sebagai pengganti uang kembalian tersebut.

Selain itu juga ada pedagang yang menggunakan motif meminta konsumen mengikhlaskan uang kembaliannya disumbangkan kepada panti asuhan atau lembaga sosial tertentu lainnya yang bekerja sama dengan mereka.

Dengan adanya Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) yang mulai digalakkan Bank Indonesia (BI) dalam beberapa tahun terakhir, katanya, praktik merugikan konsumen yang dilakukan penjual barang dan jasa selama ini bisa dihilangkan karena dalam setiap bertransaksi tidak bersentuhan dengan uang tunai.

Menurut dia, dalam rangka mewujudkan sistem pembayaran yang efisien, aman dan andal dengan tetap menjunjung tinggi aspek perlindungan konsumen, memperhatikan perluasan akses dan kepentingan nasional, pihaknya akan mendorong masyarakat beralih dari penggunaan instrumen tunai ke nontunai dalam aktivitas ekonominya.

Melihat nilai positif dan tujuan GNNT meningkatkan kesadaran masyarakat, pelaku bisnis dan lembaga-lembaga pemerintah untuk menggunakan sarana pembayaran nontunai dalam melakukan transaksi keuangan, pihaknya meminta perbankan dan perusahaan jasa keuangan lainnya menyosialisasikan gerakan tersebut kepada masyarakat.

Dengan gencarnya sosialisasi gerakan tersebut dan didukung sarana prasarana yang memadai secara bertahap di wilayah provinsi dengan penduduk sekitar 8 6 juta jiwa itu akan terbentuk kelompok masyarakat yang terbiasa menggunakan instrumen nontunai (Less Cash Society/LCS) dalam melakukan transaksi atas kegiatan ekonominya, demikian Hibzon Firdaus.

Baca juga: YLK Sumsel: waspadai kosmetika ilegal dijual melalui media sosial

Baca juga: Razia obat ilegal mesti ditingkatkan, sebut YLK Sumsel

Baca juga: YLK Sumsel dorong BPOM razia pasar swalayan

Pewarta: Yudi Abdullah
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2020