Yangon, (ANTARA News) - Pemimpin rezim militer Myanmar mengatakan kepada para pendukungnya bahwa rencana Pemilu 2010 berdasarkan "peta jalan" demokrasi berjalan dengan baik, tulis media milik negara dalam laporannya. Sabtu.
Pernyataan Jenderal Senior Than Shwe kepada satu kelompok pro-junta itu disampaikan setelah sejumlah aktivis dijatuhi hukuman penjara berat oleh pengadilan negara tersebut, termasuk pemenjaraan dalam tempo cukup lama terhadap seorang pelawak terkenal .
"Peta jalan tujuh tahap merupakan satu-satunya cara untuk memuluskan transisi ke demokrasi di samping program-program transisional lainnya," kata Than Shwe seperti dikutip oleh suratkabat New Light of Myanmar.
"Pemerintah dan rakyat telah mewujudkannya dengan harmonis," katanya kepada Serikat Solidaritas dan Perhimpunan Pembangunan (USDA), organisasi kemasyarakat yang pro militer, kata suratkabar itu.
Pemerintah mengatakan, kelompok tersebut mempunyai 24,6 juta anggota, atau sekitar setengah dari jumlah penduduk negara, 57 juta jiwa.
Para analis mengatakan bahwa junta akan menjadikan USDA sebagai partai politik menjelang pemilu dua tahun mendatang.
"Saat ini, rencana-rencana berjalan baik, tinggal mengamati langkah-langkah lainnya termasuk program kerja masa transisi 2010. Untuk itu, dengan tulus diumumkan bahwa masa depan bentuk negara dipastikan akan terwujud," kata Than Shwe.
Jenderal Senior itu menyebutkan bahwa referendum nasional pada Mei lalu untuk menentukan satu konstitusi baru, adalah tahapan yang paling pelik dalam pelaksanaan "peta jalan".
Referendum diselenggarakan sepekan setelah negara itu dilanda Badai Nargis, yang menewaskan atau menghilangkan 138.000 orang. Pemerintah mengatakan, pemungutan suara dilakukan tanpa hadirnya pemantau independen itu didukung oleh 92,48 persen pemilik suara.
Amerika Serikat, Uni Eropa dan Perserikatan Bangsa Bangsa menilai "peta jalan" Myanmar, yang dulu bernama Burma, sebagai kepura-puraan sepanjang masih absennya partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) yang dipimpin oleh Aung San Suu Kyi.
"Meskipun berbagai gangguan dan tekanan dari pihak-pihak yang tidak menginginkan kita mewujudkan kondisi obyektif negara ini, namun tujuan negara kini semakin dekat," kata Than Shwe.
Pidato Than Shwe ini terjadi sebulan setelah lebih dari 160 aktivis dijatuhi hukuman penjara cukup lama oleh rezim militer, menurut sumber-sumber oposisi, setelah terjadi aksi protes yang dipimpin oleh para biksu Budha tahun lalu.
Sedikit-dikitnya 31 orang tewas dalam aksi penumpasan brutal yang dilakukan pihak keamanan terhadap para demonstran, kata PBB.
Pelawak Myanmar yang sangat terkenal Zarganar dijatuhi hukuman penjara sampai 45 tahun pada awal bulan ini, sedangkan penulis olahraga Zaw Thet Htwe dijatuhi hukuman penjara 15 tahun.
Kedua tokoh ditahan pada Juni lalu setelah mereka mengorganisasikan pengiriman-pengiriman bantuan kepada para korban Badai Nargis.
NLD menang secara besar-besaran dalam pemilu 1990, namun junta militer tak pernah mengizinkannya untuk mengambil-alih pemerintahan. Myanmar telah diperintah oleh militer sejak 1962.(*)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008