Jeddah (ANTARA News) - Tak seperti Makkah dan Madinah, maka kota Jeddah tidak dikenal karena kekayaan kawasan wisata dan situs sejarahnya. Kota terkaya di Timur Tengah dan Asia Barat ini lebih dikenal sebagai kawasan perdagangan dan pusat belanja.
Penikmat wisata belanja bisa menelusuri berbagai kawasan belanja yang menawarkan aneka produk dengan beragam harga di kota yang berada di tepi Laut Merah ini.
Salah satu kawasan yang bisa menjadi surga bagi pebelanja adalah Balad. Selain memiliki pusat perbelanjaan kelas tinggi yang menawarkan produk terbaru dari merek fesyen ternama dari Milan dan Paris, kawasan kota tua di Jeddah ini juga dipadati pedagang tradisional dan pasar terbuka yang menawarkan aneka produk fesyen dan suvenir dengan harga relatif murah.
Pada malam hari, pusat perbelanjaan ini padat oleh pengunjung. Kepadatan pusat perbelanjaan yang terletak di daerah Corniche ini memuncak selama musim haji karena jemaah haji biasanya menyempatkan diri mampir ke Jeddah untuk membeli buah tangan.
Karpet, abaya (baju tradisional perempuan Arab berwarna hitam-red), aneka merek minyak wangi dengan kemasan unik, tasbih, sajadah, jam tangan, aneka produk kulit, kerudung, pasmina, hingga celak mata dan hena bisa dibeli di pusat perbelanjaan yang setiap waktu shalat tiba ditutup beberapa saat ini.
Sebagian besar barang yang dijual di pasar ini diimpor dari negar lain seperti India, Pakistan, Bangladesh dan tentu saja Cina. Hampir semua produk suvenir yang dijual di pasar Balad, termasuk tasbih dan kaligrafi, merupakan barang impor dari Cina. Barang-barang impor dari Cina ini rata-rata dijual grosiran dan harganya sangat murah. Harga satuan tasbih batu aneka warna hanya satu riyal dan harga satuan aneka dompet kulit hanya antara 10 riyal hingga 15 riyal.
Di Balad, harga jual setiap produk sangat bervariasi sesuai dengan kualitasnya dan bisa ditawar. Sebagian pedagang juga bisa berbahasa Indonesia meski terbatas pada angka-angka sehingga pengunjung asal Indonesia yang tidak bisa berbahasa Arab tetap bisa melakukan tawar menawar harga.
Bahkan, saat sekelompok orang Indonesia melintas, dengan agresif para pedagang meneriakkan harga barangnya dengan bahasa Indonesia. "Ayo sepuluh riyal saja, sepuluh riyal!," kata salah satu pedagang kaki lima di Balad saat menawarkan dagangan abayanya.
Di antara semua toko di Balad, Toko Ali Murah merupakan toko yang paling banyak didatangi jemaah haji Indonesia. Meski namanya Ali Murah, namun harga barang yang dijual di toko ini sebenarnya relatif lebih mahal dibandingkan harga barang di toko yang lain.
Abaya sederhana yang di toko lain dijual seharga 35 riyal hingga 40 riyal, di toko Ali Murah ditawarkan dengan harga 60 riyal.
Jemaah haji Indonesia rata-rata lebih memilih berbelanja di toko ini karena transaksi bisa dilakukan dengan bahasa Indonesia. Semua pelayan di toko ini orang Indonesia, si empunya toko pun fasih berbahasa Indonesia.
"Dan di sini semua barang ada, lengkap dan bervariasi," kata Murni, seorang jemaah asal Palembang.
Selain Balad, pusat belanja murah juga ada di kawasan Haraj Al-Sawarikh, sebuah los pasar panjang yang menjual aneka barang baru dan bekas. K arpet, lampu kristal, barang pecah belah, kosmetik, barang elektronik, produk fesyen dan suvenir banyak dijual di kawasan ini. Jika pandai menawar dan memilih, pengunjung bisa mendapatkan barang bagus dengan harga murah di sini.
Sementara di Tahlia Street, yang berada di tengah Kota Jeddah, pengunjung bisa berbelanja di pusat perbelanjaan dan butik yang menjual produk-produk fashion ternama dunia seperti Prada, Gucci, dan Giorgio Armani. Harganya tentu ratusan hingga ribuan riyal per item.
"Kalau mau menghabiskan gaji dalam hitungan jam, pergi saja ke sana," kata Sukri, seorang warga negara Indonesia yang sudah tahunan bermukim di Arab Saudi.
Dan jika ingin berbelanja produk elektronik, Falestin Street tempatnya. Di kanan kiri jalan ini berjajar toko-toko yang menjual aneka merek telepon genggang, kamera, alat pemutar dan perekam musik berformat dijital versi MP3, MP4, dan MP5, serta komputer jinjing beserta aksesorisnya.
Harganya relatif lebih murah dibandingkan dengan harga barang elektronik di tanah air. Selisih harganya berkisar antara puluhan ribu rupiah hingga satu juta. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008