Palu (ANTARA News) - Kota Palu di Sulawesi Tengah, Jumat malam, digoyang gempa tektonik berkekuatan 4,9 pada Skala Richter (SR), namun tidak membuat panik penduduk setempat. Kepala Stasiun Geofisika Palu Robert Owen Wahyu ketika dihubungi ANTARA News, mengatakan eficentrum gempa yang terjadi pada pukul 20:58 Wita itu berada pada koordinat 0,10 Lintang Utara dan 119,46 Bujur Timur, dengan kedalaman 10 kilometer dari permukaan air laut. "Pusat gempanya itu berada di Selat Makassar atau sekitar 47km dari Sabang (sebuah ibukota kecamatan di `leher` Pulau Sulawesi bagian barat), atau berjarak 119km arah utara Palu," katanya. Pusat gempa ini, menurut Robert, berada pada jalur "Patahan Palukoro" yang terkenal aktif. Patahan Palukoro sendiri membentang sekitar 1.000 kilometer dari arah utara ke selatan Selat Makassar, kemudian memotong Pegunungan Takolakeju di bagian tengah Pulau Sulawesi hingga ke Teluk Tolo. Getaran gempa Jumat malam itu dirasakan penduduk Palu sekitar II MMI (Mofied Mercally Intensity), di Parigi sekitar II-III MMI, dan Kasimbar III MMI. Ketika ditanyakan adakah kejadian gempa ini akibat pengaruh gempa besar berkekuatan 7,7 pada Skala Richter yang mengguncang bagian utara Pulau Sulawesi pada 17 November lalu, Robert tidak menampik. "Bisa jadi seperti `Triger`. Artinya, pergerakan lempeng bumi di Patahan Palukoro yang kemungkinan agak lama, tapi kemudian waktunya menjadi pendek," kata dia. Namun, menurutnya, pelepasan energi di Patahan Palugoro melalui gempa-gempa kecil seperti yang terjadi sekarang ini justru lebih bagus, ketimbang dalam jangka waktu lama lalu secara tiba-tiba memunculkan gempa dahsyat. Gempa terbesar terakhir yang dimunculkan Patahan Palukoro yakni pada awal tahun 2005 berkekuatan 6,4 Skala Richter, dengan mengakibatkan ratusan rumah penduduk di Kecamatan Sigi-Biromaru dan Dolo, Kabupaten Donggala, serta Kota Palu, mengalami kerusakan. Gempa ini juga sempat membuat panik hampir 300.000 penduduk Kota Palu, sehingga berlarian ke pegunungan-pegunungan karena merasa trauma dengan penayangan tragedi tsunami yang baru saja melanda Aceh. Pada 1 Januari 1996, Patahan Palukoro di Selat Makassar juga sempat mengeluarkan energi besar dengan menimbulkan gempa tektonik berkekuatan 7,2 pada Skala Richter. Akibat gempa tersebut, mengakibatkan sembilan orang tewas dan belasan desa yang membentang dari pantai barat Kabupaten Donggala sampai ke wilayah Kabupaten Tolitoli mengalami kerusakan hebat akibat disapu tsunami setinggi lima meter.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008