"Hilangnya tempat tinggal, kondisi kesehatan yang memburuk, cuaca yang ekstrem telah menambah derita para pengungsi di Suriah," ujar Ibnu dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat.
Dia menambahkan sejak sembilan tahun yang lalu, membuat banyak pengungsi Suriah yang hidup dalam kemiskinan. Apalagi menjelang musim dingin, Suriah menjadi tempat yang menyedihkan. Saat hujan, air genangan akan masuk ke tempat pengungsian.
Baca juga: Kesaksian tim ACT saat serangan di Idlib menewaskan 18 orang
"Kini yang mereka butuhkan adalah dukungan serta bantuan dari sahabat dermawan sekalian. Juga menjadi tugas kita, untuk menolong saudara-saudara yang kesusahan. Jangan biarkan mata kita tertutup, dan enggan membagikan kebahagiaan untuk saudara-saudara kita di Suriah."
Ibnu juga menjelaskan bumi Syam (salah satunya Suriah) masuk ke dalam keistimewaan serta keberkahan sendiri. Salah satu keistimewaannya yaitu sebagai tempat para nabi.
"Untuk itu, kami mengajak masyarakat Indonesia untuk mau menyisihkan sebagian dari hartanya untuk membantu saudara kita di Suriah," imbuh Ibnu.
Head of Global Humanity Response ACT, Bambang Triyono, mengatakan sebanyak 80 persen pengungsi adalah perempuan dan anak-anak.
Baca juga: ACT tembus daerah terisolir untuk distribusi bantuan di Bogor
"Kami berupaya memberikan bantuan yang terbaik bagi pengungsi Suriah, melalui sejumlah program yakni 1.000 paket pangan, 2.000 paket roti, peralatan musim dingin, rumah darurat seluas 24 meter persegi, dan 10 unit bus untuk bersiaga," kata Bambang.
Bambang menjelaskan pihaknya bekerja sama dengan seluruh elemen masyarakat global dalam aksi serta program kemanusiaan yang terencana, terukur, serta tepat sasaran.*
Baca juga: Fauzi Baadilla kaget lihat bom jatuh dari pesawat
Baca juga: DMI Sulsel apresiasi ACT amanah salurkan bantuan kemanusiaan
Pewarta: Indriani
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2020