Tak ada pebalap teratas di dalam tim, kami semua bekerja sama, kami adalah keluarga. Semua menangJakarta (ANTARA) - Pebalap tim Honda Ricky Brabec mengukir sejarah sebagai orang Amerika Serikat pertama yang meraih gelar juara reli Dakar setelah menyelesaikan 12 etape yang digelar di daratan Arab Saudi.
Brabec menyelesaikan etape terakhir dari Haradh menuju Qiddiya, Jumat, 53 detik di belakang juara etape Jose Cornejo, rekan satu tim, untuk meredam Pablo Quintanilla dari tim Husqvarna yang harus puas menjadi runner-up klasemen dengan jarak 16 menit dari Brabec.
Toby Price dengan motor KTM melengkapi podium pada peringkat tiga setelah gagal mempertahankan gelar.
"Pada akhirnya, kami melengkapi puzzle ini. Kami tak bisa melakukannya tanpa setiap pebalap yang ada di tim. Aku sangat senang. Ini adalah Dakar kelimaku, kedua kalinya saya menyelesaikannya," kata Brabec seperti dikutip laman resmi Dakar.
"Saya bangun pagi ini merasa senang untuk membalap di hari terakhir. Dan tibalah kami di sini. Kami menang!"
Baca juga: Quintanilla menangi duel ketat, pangkas jarak dari pemuncak klasemen
"Kami harus bermain pintar dan fokus setiap hari. Tak ada pebalap teratas di dalam tim, kami semua bekerja sama, kami adalah keluarga. Semua menang."
The moment @RallyTeamHRC and ???????? have been waiting for - @rickyB357 climbs on the #Dakar2020 podium as he writes history! pic.twitter.com/v1vLnKGlIw
— DAKAR RALLY (@dakar) January 17, 2020
Brabec mengawali debut Dakar pada 2016. Edisi terakhir Dakar yang digelar di Amerika Selatan tahun lalu menjadi mimpi buruk bagi Brabec.
Dia memimpin hingga etape VII dari sepuluh yang digelar tahun lalu namun gagal menyelesaikan etape berikutnya karena kerusakan mesin.
Baca juga: Sainz tinggal selangkah lagi menuju gelar ketiganya di Dakar
Brabec juga harus memulihkan diri dari cedera yang dia alami setelah berpartisipasi pada reli Sonora sebelum turun di Dakar tahun ini.
Selain menjadi pebalap AS pertama yang menjuarai Dakar, Brabec juga membawa kemenangan pertama bagi Honda sejak terakhir kali tim itu berjaya 31 tahun silam.
Quintanilla meraih hasil terbaiknya sebagai runner-up, menjadi penebusan tahun lalu saat sang pebalap asal Chile itu melewatkan finis podium karena mengalami kecelakaan pada etape terakhir yang berujung cedera.
"Saya mengerahkan segalanya hingga kilometer terakhir. Ini terasa luar biasa," kata Quintanilla.
"Balapan ini ketat. Di posisi ini, saya sudah merasa seorang juara. Saya telah melewati banyak hal setelah cedera. Saya bersyukur sekali bisa di sini. Tujuan utamanya adalah menyelesaikan dengan motor ini tanpa cedera."
Baca juga: Brabec lebarkan jarak di klasemen saat cuaca buruk hambat etape 10
Pewarta: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2020