Badung (ANTARA) - Sekitar 10 ribu orang tercatat mengunjungi pameran seni rupa kontemporer "Art Bali 2019" di ABBC Building, kawasan ITDC, Nusa Dua, Badung, Bali, selama tiga bulan pelaksanaan pameran sejak 12 Oktober 2019.
"Pengunjung pamerannya kami catat 30 persen wisatawan mancanegara dan 70 persennya warga lokal," ujar Media Relations Art Bali 2019, Ni Made Frischa Aswarini, saat dikonfirmasi dari Mangupura, Jumat.
Selama penyelenggaraan pameran, Art Bali 2019 yang mengambil tajuk "Speculative Memories" atau Ingatan-Ingatan Spekulatif juga menerima kunjungan dari berbagai pihak seperti dari pelajar Sekolah Dasar hingga perguruan tinggi, baik yang berasal dari Bali maupun luar Pulau Dewata.
Sejumlah lembaga pendidikan yang telah berkunjung ke Art Bali 2019, diantaranya adalah, Bali Island School, Bukit Sunrise School, SMKN 1 Sukawati, ISI Denpasar, ISI Jogjakarta, IKIP PGRI Bali, IHDN, dan Universitas Udayana.
Baca juga: "Art Bali 2019" jembatani publik dengan seni
Selain itu, Art Bali juga berkolaborasi dengan Ketemu Project untuk menghadirkan teman tuli dan difabel netra dari Komunitas Teratai dan Pertuni serta Bali Deaf Community dan Gerkatin yang difasilitasi oleh penerjemah Bahasa Isyarat Indonesia (Bisindo).
Untuk lebih mendekatkan pengunjung dengan karya yang dipamerkan, selama pelaksanaan pameran, Art Bali 2019 pihaknya juga menyelenggarakan agenda Exhibition Tour dan Meet the Artists sebanyak lebih dari empat kali.
Program tur pameran dan temu seniman itu sebagai wujud dari misi pameran untuk menjembatani publik luas dan seni dengan mempertemukan para pengunjung pameran dan menghadirkan kurator serta sejumlah seniman yang mengenalkan karya-karya yang dipamerkan.
"Pada kesempatan itu para seniman dan kurator menjelaskan mengenai tema, gagasan, eksplorasi artistik, proses kreatif termasuk menjawab pertanyaan dari para pengunjung," kata Made Frischa.
Baca juga: Art Bali 2019 hadirkan tur pameran dan temu seniman
Sementara itu, terkait kunjungan warga ke pameran Art Bali 2019, tersebut, seniman yang juga co-founder Art Bali, Aswino Aji, mengatakan, pihaknya telah mencapai sejumlah hal yang diharapkan seperti dapat memperkenalkan seni rupa kepada khalayak yang lebih luas.
"Itu terlihat dari seperti adanya kunjungan sekolah-sekolah ke pameran Art Bali 2019. Selama pelaksanaan pameran pengunjung yang datang juga lebih beragam tidak hanya dari kalangan seni saja," katanya.
Selain itu, pihaknya juga telah dapat menghadirkan little stockroom bagi para seniman yang menjual karya kecil atau merchandise selama berlangsungnya pameran.
"Sedangkan yang belum dapat tercapai adalah program open call, yaitu seniman muda yang dapat mengajukan karya seni ke Art Bali dan tentunya kami kurasi lagi," ujarnya.
Pameran Art Bali 2019 yang telah ditutup 13 Januari lalu itu, menghadirkan karya-karya seni visual dalam berbagai presentasi medium seperti lukisan, instalasi, dan karya-karya dengan media seni baru.
Total karya yang dipamerkan adalah 49, terdiri dari 25 karya dua dimensi dan lima karya tiga dimensi serta 19 karya merupakan instalasi/multimedia/video/dan media lainnya hasil karya 32 seniman Indonesia dan mancanegara.
Baca juga: Pematung Putrayasa kritik kekuasaan lewat pistol dan helm
Baca juga: Edisi kedua pameran Art Bali usung tema "Speculative Memories"
Pewarta: Naufal Fikri Yusuf
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2020