Bandung (ANTARA) - Kepala Bidang Ideologi dan Wawasan Kebangsaan Kesbangpol Bandung, Sony, mengatakan, kabar keberadaan "Sunda Empire" di Bandung yang mirip dengan "Keraton Agung Sejagat" telah mencuat sejak 2018.
"Jadi 'Sunda Empire; itu kejadiannya 2018. Sudah di tangani dari Kodim. Jadi ini latah aja karena kejadian yang di Purworejo itu. Ini kejadian 2018 itu diramaikan lagi," kata Sony di Bandung, Jumat.
Baca juga: Pejabat katakan orang kurang waras yang klaim Keraton Agung Sejagat
Menurut Sony, "Sunda Empire" tidak terdaftar sebagai organisasi masyarakat oleh Kesbangpol. Sehingga ia menyimpulkan "Sunda Empire" adalah perkumpulan yang ilegal.
Namun sebelumnya, kata dia, keberadaan "Sunda Empire" telah ditangani dan dibubarkan oleh pihak Kodam III/Siliwangi pada 2018 lalu. Pada saat itu, pihaknya memang ikut menelusuri keberadaan "Sunda Empire".
Baca juga: Setelah "Keraton Sejagat" ada lagi "Sunda Empire" di Bandung
Dengan demikian, ia mengatakan, mereka bersama polisidan TNI akan selalu mengawasi organisasi ilegal semacam "Sunda Empire". "Pasti (diawasi), itu kan aparat Kepolisian dan TNI yang pasti akan memantau terus pergerakan-pergerakan seperti itu," kata dia.
Sebelumnya, unggahan video tentang "Sunda Empire" sempat beredar pada Kamis (16/1) malam. Selain itu, sejumlah konten mengenai "Sunda Empire" itu menyebar ke masyarakat melalui media sosial.
Salah satu video yang tersebar, berisi tentang sejumlah orang yang mengenakan atribut seperti seragam dan atribut militer lengkap dengan baret dan "tanda pangkat" Salah satu dari mereka ada yang berorasi tentang masa pemerintahan negara-negara yang akan berakhir pada 2020.
Pewarta: Bagus Rizaldi
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2020