Mumbai (ANTARA News) - Pasukan komando India berjuang mengendalikan Mumbai sampai Jumat ini, kira-kira 24 jam setelah serangan para militan bersenjata berat yang menewaskan setidaknya 119 orang dan melukai lebih dari 300 lain dalam serangan terkoordinasi di kota yang menjadi pusat keuangan India itu.
Perdana Menteri Manmohan Singh menuduh serangan kelompok militan yang berbasis di negara-negara tetangga India itu --sebuah kiasan yang sebenarnya ditujukan pada Pakistan-- meningkatkan tegangnya hubungan dua negara penguasa nuklir ini.
Singh mengingatkan adanya "satu risiko" jika kedua negara tidak berupaya menghentikan wilayah mereka dijadikan basis serangan-serangan semacam Mumbai kemarin.
Diperkirakan 25 orang bersenjata api dan granat --beberapa diantaranya masuk lewat jalan laut-- mengitari Kota Mumbai Rabu malam untuk menyerang tempat-tempat favorit para turis dan pebisnis, termasuk dua hotel mewah terkenal di kota itu.
Setidaknya enam orang asing, termasuk seorang warga Australia, seorang Inggris, seorang Italia dan seorang Jepang, terbunuh. Lusinan lainnya terperangkap dalam pertempuran atau dijadikan sandera oleh para penyerang.
Pasukan komando India bertarung dengan para militan sepanjang Kamis --seringkali dengan menyisir kamar demi kamar di dua hotel mewah itu-- untuk menyelamatkan warga. Api menyala ganas di puncak gedung dan ledakan-ledakan terdengar selama pertempuran antara para militan melawan pasukan komando India.
Kepada NDTV, setelah diselamatkan komando India di hotel Taj Mahal, Dipak Dutta menguraikan pengalamannya bahwa tentara yang membimbing dan mengawalnya keluar melalui koridor-koridor di hotel menyuruhnya terus berjalan dengan jangan melihat ke bawah di mana mayat-mayat berserakan di lantai.
"Para juru masak dibantai di dapur (hotel)," kata Dipak.
Kota yang berpenduduk hampir 18 juta orang yang menjadi simbol kejayaan ekonomi India dan markas industri film "Bollywood" ini, praktis mati begitu pertempuran berkecamuk sepanjang Kamis itu.
Tembakan sporadis dan ledakan-ledakan masih terdengar hingga Jumat pagi waktu India, dan pihak berwenang mengatakan setidaknya seorang militan masih berada dalam Hotel Taj Mahal dan beberapa lainnya di sekitar Hotel Oberoi-Trident. Banyak sekali staf dan tamu hotel terperangkap dalam pertempuran, namun tidak jelas ada berapa.
"Ada bukti bahwa kelompok yang melakukan serangan-serangan dan berbasis di luar negeri itu, datang untuk satu tujuan menciptakan kekacauan di pusat finansial negeri ini," kata PM Singh dalam pernyataannya di televisi.
"Kita akan bertindak tegas terhadap tetangga-tetangga kita bahwa membiarkan wilayah mereka menjadi basis serangan terhadap kita, itu tidak bisa ditoleransi dan akan ada risiko jika langkah-langkah pantas tidak mereka ambil."
Pakistan yang menjadi sasaran tuduhan Singh telah mengutuk serangan itu dan menjanjikan kerjasama penuh dengan India.
Investasi Asing
India yang penduduknya dominan Hindu namun dihuni oleh minoritas Muslim yang besar, menjadi langganan serangan para militan selama beberapa dekade, namun serangan kali ini telah melemahkan kemampuan India menarik investasi asing.
Para saksi mata mengatakan, kaum militan ini secara khusus membidik warga Inggris, Amerika Serikat dan Israel.
Perdana Menteri Inggris Gordon Brown berjanji serangan teror itu akan dibalas dengan "respon yang sangat tegas."
Sementara Presiden AS terpilih Barack Obama mengutuk insiden itu. Obama yang mendukung solusi regional untuk perang di Afghanistan dan mendesak Pakistan dan India berdamai dalam soal Kashmir, terus memonitor situasi di Mumbai, kata seorang pembantunya.
Suratkabar The Times, India, mempublikasikan salah seorang penyerang yang mengenakan kaus hitam sambil menentang senapan dan menggendong ransel di punggungnya.
Beberapa diantaranya datang ke Mumbai melalui jalur lain dengan menggunakan perahu-perahu karet. Dengan mengendarai sebuah kendaraan, mereka memuntahkan peluru secara sporadis ke orang-orang di jalanan, di sepanjang satu stasiun kereta api, berbagai rumah sakit, dan sebuah cafe turis paling terkenal di Mumbai.
Polisi mengatakan, setidaknya tujuh dari para penyerang ini terbunuh sedangkan sembilan lainnya ditangkap untuk diadili. Pihak keamanan mengatakan, 12 polisi tewas dalam serangan itu, termasuk Hemant Karkare, kepala detaseman anti teror polisi India di Mumbai.
"Situasi masih belum terkendali dan kami sedang berupaya mencucuk keluar para teroris yang bersembunyi di dua hotel," kata Vilasrao Deshmukh, menteri kepala (negara bagian) Maharashtra di mana Mumbai berada.
Jumlah orang mati hanya bisa dibandingkan dengan kekacauan terbesar serupa di kota itu ketika serangan bom tahun 1993 menewaskan 260 orang dan melukai ratusan lainnya.
India menuduh sindikat kriminal Muslim kota itu sebagai dalang serangan dan menyebut serangan itu sebagai balas dendam atas kematian warga Muslim dalam konflik Hindu-Muslim yang berakhir dengan penghancuan sebuah masjid di utara negara bagian ini. India menungkakan para penyerang kemudian mencari perlindungan di Pakistan.
Salah satu tempat yang diserang teroris adalah pusat perkumpulan Yahudi. Setidaknya sepuluh warganegara Israel terperangkap dalam gedung-gedung yang diserang teroris dan dijadikan sandera, demikian Kedutaan Besar Israel di New Delhi.
Sementara itu, seorang militan telah menelpon sebuah saluran televisi India menawarkan berbicara dengan Pemerintah bagi pembebasan para sandera. Si militan ini mengeluhkan kekerasan yang terjadi wilayah Kashmir yang didominasi Muslim, selama dua dari tiga perang antara India dan Pakistan di wilayah ini. (*)
Pewarta: Krittivas Mukherjee/Reuters
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2008