"Jumlah penderita tertinggi kedua adalah ibu rumah tangga setelah wiraswastawan. Umumnya, istri dari suami yang mengaku sebagai wiraswasta," kata Spesialis Penyakit Dalam RSUP dr. Kariadi Semarang, Muchlis Achsan Udji Sofro, di Semarang, Kamis.
Muchlis menyebutkan, saat ini sudah ada 170 penderita yang berobat rutin di RSUP dr. Kariadi Semarang dan empat di antaranya dirawat karena dinyatakan positif AIDS.
Ia menjelaskan, untuk pengobatan penderita ditanggung pemerintah karena sudah ada anggaran dari APBD 2008 sebesar Rp470 juta.
Menurutnya jika penderita membayar maka setiap bulan pengobatan harus mengeluarkan Rp600 ribu atau Rp7 juta dalam satu tahun.
"Hasil pemantauan, angka kematian kasus HIV/AIDS di Jateng terus mengalami penurunan," kata Muchlis tanpa meyebutkan secara rinci angka yang dimaksud.
Sebelumnya, Griya Prevention of Mother to Child HIV/AIDS Transmission (PMTCT)-Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Kota Semarang melakukan pendampingan terhadap lima ibu hamil yang positif mengidap HIV/AIDS.
Lima ibu hamil tersebut berasal dari beberapa daerah di Jawa Tengah seperti Pemalang, Wonogiri, Ambarawa, dan Kota Semarang.
Para ibu hamil tersebut, sebenarnya merupakan ibu rumah tangga biasa, namun tertular HIV/AIDS dari suaminya yang termasuk berisiko tinggi terserang HIV/AIDS.(*)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008
Nah para suami? Tertular dari para ibu penjaja sex! Lingkaran setan!
Obatnya hanya satu !!! menjauhi Sex Bebas
Dan itu hanya dapat dilakukan dengan
Memperkuat Iman dan TAQWA
Penyakit fisik namun diobati obat NON fisik
.... Memang manusia jangan lari dari Tuhan
.... Memang manusia harus patuh pada Tuhan
.... Bila melupakan Tuhan == menghancurkan Diri
Satu Kena .... Sejuta Kena, Ibarat Pornografi yang disuka
Satu Kena .... Yang dekatnyapun kena ... Kena AZAB !!!
Semoga ... ManungSO... sadaro KIYO..KIYO...OY..OY
WWW gitu-gitu