"Pada tahun 2009, CPIN akan memangkas semua dana ekspansinya. Salah satunya membatalkan rencananya membangun pabrik pakan di Lampung yang nilai investasinya mencapai Rp127 miliar," kata Direktur Utama CPIN, T Thomas Effendy, dalam siaran persnya, Kamis.
Menurut Thomas, salah satu alasan pembatalan ini karena menghadapi kondisi krisis keuangan global yang belum stabil ini perseroan akan lebih selektif menggunakan alokasi dananya.
Dia juga mengungkapkan bahwa untuk pabrik yang di Lampung akan dipelajari kembali, tapi kalau penggunaan buat maintenance dan efisiensi wajib dilakukan. Ekspansi nanti dulu.
"Kebijakan perusahaan itu, tidak terlepas dari prediksi 2009 yang tingkat penjualan maupun profit perseroan diperkirakan naik-turunnya sebesar 10 persen," jelasnya.
CPIN pada 2009 akan melakukan penuran belanja modal (capex) pada 2009. "Penurunan capex juga disebabkan banyaknya perbankan yang mulai menahan diri dalam menyalurkan kreditnya," tambahnya.
Namun, lanjutnya, walaupun tahun ini terjadi pelambatan (slo doen), perseroan masih yakin bisa mencapai target laba (profit) Rp450 miliar, penjualan Rp12 triliun.
"Ke depannya, CPIN dalam menghadapi kondisi tersebut akan berupaya untuk memaksimalkan produk dalam negeri guna pakan ternaknya," tambah Thomas.
CPIN saat ini memiliki total kapasitas produksi pakan ternak sebanyak 4 juta ton per tahun .Saat ini CPIN telah memiliki tujuh pabrik sebagai tempat untuk menyimpan pakan ternak (silo) dan pengeringan jagung kering yang terdapat di kota Makasar , KIM Medan, Bandar lampung Lampung, Balaraja Tangerang, Krian dan Sepanjang Sidoarjo.
Saat ini CPIN telah menguasai pangsa pasar khusus pakan ternak ayam pedaging (broiler) sekitar 47 persen dan pakan ternak ayam petelur/babon (layer) sekitar 34 persen.
Total kapasitas produksi Day Old Chick (DOC) sebanyak 607.000.000 DOC per tahun dan telah tersebar di beberapa provinsi, yaitu Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Riau, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Kalimantan Barat, Kalimatan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Utara.
Pangsa pasar khusus pakan ternak ayam pedaging (broiler) sekitar 37 persen dan pakan ternak ayam petelur/babon (layer) sekitar 41 persen.
Untuk total kapasitas pemotongan ayam 105.000 per tahun dan saat ini CPIN menguasai pangsa pasar khusus daging ayam olahan (processed chiken) yang modern outlet sekitar 72 persen dan daging ayam olahan (processed chiken) yang traditional outlet sekitar 91 persen.
Pada Kamis ini, perseroan telah melakukan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) dan menyetujui pengangkatan komisaris utama Perseroan Hadi Gunawan Tjoe mengantikan Eddy Susanto Zaoputra; Presiden Direktur Franciscus Affandy diganti oleh T.Thomas Effendy dan mengangkat Oin Mei Sian sebagai direktur.(*)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008