Bandung (ANTARA) - Ketua Harian Satuan Tugas (Satgas) Pengawas Penegak Keadilan DAS Citarum DAS Citarum Mayjen TNI (Purn) Dedi Kusnadi Thamim menyatakan bahwa tumpukan sampah di daerah aliran sungai itu mulai menyusut, tidak lagi seperti dua tahun lalu, ketika tumpukan sampah sungai sangat tebal sehingga orang bisa berjalan di atasnya.
"Sudah sangat berkurang. Tapi Citarum bukan hanya soal sampah, tapi mulai dari hulu yang kritis...," katanya di Bandung, Jumat.
Dia juga menekankan bahwa penanganan masalah Sungai Citarum tidak mudah karena ada lebih dari 23 juta orang yang tinggal di sepanjang DAS Citarum.
"Kalau ada orang bilang itu di Singapura penanganan sungainya sangat mudah. Ya mudah karena dia wilayahnya kecil. Coba kalau Sungai Citarum, itu ada 23 juta jiwa orang yang tinggal di sepanjang DAS Citarum," katanya.
"Dan di Korea, itu butuh waktu 40 tahun untuk penanganan sungai," ia menambahkan.
Dedi menjelaskan, Pemerintah sudah menjalankan program seperti Citarum Bestari dan Citarum Harum untuk memulihkan kondisi DAS Citarum, yang mencakup upaya untuk membersihkan aliran sungai dari tumpukan sampah dan menghijaukan lahan-lahan kritis di daerah aliran sungai.
Baca juga:
Daur ulang sampah DAS Citarum tekan 5.000 ton CO2 emisi GRK
Delapan daerah dapat dana bantuan atasi sampah Citarum
Pewarta: Ajat Sudrajat
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2020