Yogyakarta (ANTARA News) - Perajin di sentra kerajinan kayu Bobung Patuk Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), menanam sendiri pohon Pule dan Sengon untuk memenuhi kebutuhan bahan bukunya.
"Kami mendatangkan bahan baku kayu dari luar daerah Gunungkidul, namun kami juga mengupayakan menanam sendiri agar bisa memenuhi bahan baku sekaligus untuk kepentingan penghijauan di wilayah ini," kata ketua Kelompok Perajin Bina Karya Desa Wisata Kerajinan Bobung Kabupaten Gunungkidul, Slamet, Kamis.
Menurut dia, untuk keperluan menanam sendiri pohon Pule dan Sengon sebagai bahan baku kerajinan kayu tersebut, pihaknya berkerjasama dengan Asosiasi Pengembangan Kerajinan Republik Indonesia (APIKRI) dan Universitas Gadjah Mada (UGM) dalam hal pengadaan bibit pohon tersebut.
"Kami memperoleh bantuan pembinaan dan ratusan bibit pohon kayu Pule dan Sengon. Dengan demikian, dimasa mendatang pengadaan bahan baku tidak akan kesulitan lagi, disamping kawasan ini akan menjadi hijau,`katanya.
Menyingggung mengenai produk kerajinan di kelompoknya, ia mengatakan dari sekitar 30 perajin yang tergabung dalam kelompoknya omset produk kerajinan mencapai Rp20 juta per bulan, namun bisa lebih jika saat musim liburtan tiba.
Sedangkan masalah yang dihadapi para perajin adalah modal, bahan baku dan order yang tidak tentu. Jika ada bantuan modal bunga lunak diyakini para perajin bisa mengembangkan usahanya.
"Kami memproduksi berbagai jenis kerajinan dari kayu meliputi topeng, wayang, patung dan aneka kerajinan kayu batik terdiri atas dakon naga, mangkok, amari mini, kotak tisu dan tempat HP," katanya.
Sementara itu, Koordinator Desa wisata Bobung Kemiran mengatakan sampai saat ini banyak wisatawan baik nusantara maupun mancanegara yang datang ke desa wisata kerajinan Bobung, baik secara rombongan maupun perorangan.
Desa Wisata Kerajianan memiliki 245 perajin yang tergabung dalam kelompok-kelompo perajin dan omset penjualan produk kerajinan ini mencapai Rp.180 juta per bulan.
"Desa Wisata Kerajinan ini terdiri atas 127 Kepala Keluarga (KK) meliputi 496 jiwa dan dari jumlah itu sebagian besar adalah perajin," katanya.
Ia mengatakan untuk mendukung sebagai desa wisata maka dihimpun grup kesenian tari topeng yang dimainkan warga desa sendiri. Tari Topeng ini merupakan jenis kesenian tradisional yang dilestarikan secara turun-temurun oleh warga Yogyakarta.
"Kami juga membina sejumlah sanggar tari topeng dan karawitan, selain untuk melestarikan jenis tari ini, juga untuk kesiapan mememberikan suguhan atraksi seni bagi wisatawan yang berkunjung ke Desa Wisata Kerajinan Bobung," katanya.(*)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008