Jakarta (ANTARA News) - Departemen Kebudayaan dan Pariwisata (Depbudpar) menetapkan pertumbuhan jumlah wisatawan mancanegara (wisman) pada 2009 sebanyak 6,2 persen atau sekitar 6,7 juta orang.

Hal tersebut diungkapkan Dirjen Pemasaran Depbudpar, Sapta Nirwandar yang mengungkapkan hasil Rapat Kerja (Raker) Pemasaran Pariwisata 2009 yang telah selesai dilaksanakan di Jakarta, Rabu.

"Telah ditetapkan tiga target jumlah wisman 2009, pertama target optimistik dengan pertumbuhan 6,2 persen dari angka jumlah wisman 2008. Kedua, target moderat dengan pertumbuhan 4 persen dan ketiga, target pesimistik dengan jumlah wisman sama dengan tahun ini," kata Sapta.

Sedangkan Menbudpar Jero Wacik, Rabu kemarin (26/11) memprediksikan jumlah wisman 2008 sebanyak 6,4 juta dengan penerimaan devisa 6,2 miliar dolar AS sesuai dengan perkiraan BPS (Badan Pusat Stastistik) yaitu 6,3 - 6,4 juta orang.

Sapta mengatakan meski badan PBB untuk pariwisata (UN-WTO/United Nations World Tourism Organization) memperkirakan pertumbuhan pariwisata di Asia Pasifik akan mengalami penurunan menjadi 4,3 persen dikarenakan masih terpengaruh oleh krisis finansial global, tetapi diharapkan Indonesia tidak terlalu terpengaruh krisis.

Sapta mengatakan Raker Pemasaran Pariwisata 2009 yang diikuti oleh pemangku kepentingan pariwisata dari pemerintah dan swasta tersebut juga menetapkan untuk memfokuskan pemasaran pariwisata 2009 pada 10 negara dan kawasan, terutama negara di kawasan Asia.

"Fokus pemasaran di 10 negara di sekitar Asia karena negara Asia yang bertahan terhadap krisis dan masih ada pertumbuhan ekonomi," kata Sapta.

10 Negara dan kawasan tersebut yaitu Singapura, Malaysia, Jepang, Cina, Korea Selatan, India, Filipina, Australia, Timur Tengah dan Eropa.

"Eropa itu terdiri dari Inggris, Belanda, Perancis, Jerman dan Rusia," katanya.

Dia menjelaskan pihaknya memproyeksikan target optimistik jumlah wisman sebanyak 6,8 juta orang yang antara lain terdiri 1,3 juta wisman Singapura, 960.000 wisman Malaysia, 970.000 wisman Eropa, 600.000 wisman Jepang, 550.000 wisman Australia, 410.000 wisman China, 390.000 wisman Korea Selatan, dan 210.000 wisman India.

Sedangkan hasil kunjungan wisman periode Januari - September 2008 yang mencapai 4,5 juta orang, antara lain terdiri dari 701.161 wisman Singapura, 481.883 wisman Malaysia, 384.557 wisman Jepang, 439.872 wisman Eropa dan Rusia, 239.827 wisman China dan Hongkong, 206.247 wisman Korea Selatan, serta 282.340 wisman Australia.

Untuk menarik wisman ke Indonesia, Sapta mengatakan rekomendasi Raker Pemasaran Pariwisata tersebut agar dibuat paket-paket wisata kreatif dan paket wisata untuk wisman minat khusus.

Sebelumnya, Pengamat ekonomi Aviliani menyarankan agar pemasaran pariwisata Indonesia pada 2009 difokuskan di negara-negara Asia yang relatif tidak terkena dampak krisis keuangan global.

"Asia masih bisa dijadikan pasar karena tidak terkena dampak langsung krisis keuangan global sebab mereka tidak mengeluarkn kredit untuk subprime mortgage," kata Aviliani sebagai panelis di sela acara Rapat Kerja (Raker) Pemasaran Pariwisata 2009 di Jakarta, Rabu (26/11).

Dia mengatakan, negara-negara Asia cocok menjadi pasar pariwisata Indonesia karena jumlah penduduk yang besar.

Aviliani mengatakan pertumbuhan ekonomi di negara-negara Asia pun masing tinggi berkisar 4-8 persen, bahkan untuk Jepang dan China bisa mencapai 8 persen.

"Negara Timur Tengah pun belum digarap dengan optimal, padahal di negara tersebut banyak orang kaya," katanya.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008