Moskow (ANTARA) - Parlemen Rusia secara aklamasi mendukung Presiden Putin atas pilihannya yang mengejutkan untuk perdana menteri pada Kamis setelah apa yang oleh sebuah harian sebut sebagai "Revolusi Januari", sebuah perombakan politik besar-besaran yang oleh beberapa kalangan dianggap dapat menjadikan Putin sebagai pemimpin seumur hidup.
Majelis rendah parlemen, Duma, memberikan dukungan terhadap Mikhail Mishustin, 53 tahun, yang nyaris tanpa watak politik, menegaskan pencalonannya dengan dukungan 383 suara dari 424 suara masuk. Tak seorang pun menentangnya, dengan 41 suara abstein. Mishustin, yang mengepalai kantor perpajakan Rusia dan teman Putin bermain hoki es, mengatakan dia akan mengumumkan kabinetnya dalam waktu dekat.
Putin menandatangani surat keputusan pengangkatannya sebagai perdana menteri segera setelah itu.Pengangkatannya merupakan bagian dari perombakan yang mengguncang sistem politik yang diumumkan Putin pada Rabu yang mengakibatkan pengunduran diri PM Medvedev bersama kabinetnya.
Perubahan-perubahan itu dipandang secara luas sebagai upaya memberi Putin, 67, jangkauan untuk memperpanjang cengkeramannya atas kekuasaan begitu dia mengakhiri masa kepresidenannya pada 2024. Dia telah mendominasi politik Rusia, sebagai presiden atau sebagai perdana menteri selama dua dekade.
Perombakan radikal dan mendadak menguatkan kontrol Putin atas proses transisi dan dipandang oleh sebagian kalangan sebagai usaha mengurangi pertikaian antarkelompok antara saat ini dan 2024.
Bubarnya pemerintahan Medvedev secara mendadak juga memberi kesempatan Putin untuk memperlihatkan bahwa dia sedang menanggapi ketidakpuasan publik setelah tahun-tahun pengetatan ikat pinggang dan kenaikan usia pensiun yang tak populer.
Medvedev, kepala pemerintahan sejak 2012, menjadi penangkal petir bagi frustasi rakyat Rusia saat dia jadi pelayan bagi perekonomian yang merosot pada 2014-2016, mengalami sanksi dari Barat dan penurunan harga minyak, yang menjadi penopang terpenting hidup rakyat Rusia.
Upah riil merosot selama lebih dari lima tahun dan perlahan menggerus popularitas pemerintah, yang juga berpeluang menggerogoti popularitas Putin sendiri, kata analis dan pengkritik Kremlin.
Pengkritik lama menuduh Putin, mantan pejabat KGB, merancang untuk terus bertahan setelah masa jabatannya berakhir guna mengendalikan bangsa terbesar dunia itu, yang juga merupakan satu dari dua kekuatan nuklir terpenting. Usulan perubahan konstitusi, yang dia canangkan Rabu dan diisyaratkan harus dilakukan pemungutan suara, akan memberinya pilihan untuk mengambil peran yang diperbesar sebagai perdana menteri setelah 2024 atau peran baru sebagai kepala Dewan Negara, sebuah badan resmi yang sangat ingin ia bentuk.
Sumber Reuters
Baca juga: Pengunduran diri PM Medvedev tak pengaruhi hubungan Rusia-Indonesia
Baca juga: PM Rusia mundur terkait rencana Putin ubah konstitusi
Baca juga: Putin perintahkan persiapan usulan amendemen konstitusi
Penerjemah: Mulyo Sunyoto
Editor: Gusti Nur Cahya Aryani
Copyright © ANTARA 2020