Castro mengemukakan hal tersebut saat diwawancarai aktor Sean Penn dan dimuat pada hari Rabu di situs majalah mingguan "Nation", media AS yang beraliran kiri.
Castro mengatakan dia tidak bersedia berangkat ke Washington dan paham jika Presiden AS juga tidak mau bepergian ke Havana.
"Mungkin kami bisa bertemu di Guantanamo," kata Castro. "Kami harus bertemu dan mulai menyelesaikan persoalan-persoalan, lalu pada akhir pertemuan, kami mungkin memberi presiden (AS) cendera mata...kita dapat memberinya bendera Amerika yang berkibar di Teluk Guantanamo."
Obama sebelumnya mengatakan dia terbuka untuk mengadakan pembicaraan dengan musuh-musuh bebuyutan AS. Obama mengatakan dia bersedia melakukannya tanpa syarat namun dengan terlebih dulu membuat persiapan.
Castro, 77, yang ditanya apakah dirinya mau bertemu dengan Obama, mengulangi bahwa dia "akan mempertimbangkan hal itu" dan "akan membicarakan hal tersebut dengan seluruh jajaran kepemimpinannya."
"Secara pribadi, saya pikir tidak adil kalau saya yang berkunjung duluan, karena selama ini presiden-presiden Amerika Latin-lah yang lebih dulu berangkat ke AS," katanya.
"Tapi tidak adil juga kalau kami mengharapkan presiden AS akan datang ke Kuba," kata Castro. "Kita lebih baik bertemu di tempat netral."
Angkatan laut AS telah menyewa Teluk Guantanamo sejak awal tahun 1900-an dan bersikeras bahwa kedua pihak dalam perjanjian tersebut harus bersedia memenuhi kesepakatan. AL AS tetap berada di Guantanamo meski Kuba menuntut agar wilayah itu dikembalikan. AL AS membayar kepada pemerintah Kuba sebesar 4.085 dolar setiap tahun.
Pemimpin Kuba sebelumnya, Fidel Castro, terkenal menolak untuk mencairkan cek-cek tersebut dan menyimpannya di laci.(*)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008