Bandung (ANTARA News) - Observatorium Boscha akan mengoperasikan "Real Time Solar Telescope" atau teropong pemantau matahari pada awal 2009 mendatang.
"Pengerjaan perangkat telescop itu sudah dilakukan kita buat sendiri di Institut Teknologi Bandung (ITB)," kata Kepala Observatorium Boscha ITB Lembang Dr. Taufik Hidayat di Bandung, Kamis.
Taufik menyebutkan, perangkat dan infrastruktur teleskop matahari itu ditargetkan selesai dirakit akhir Desember nanti.
Sehingga kata Taufik, awal Januari 2009 sudah bisa dioperasikan dan dipadukan dengan sistem online di Boscha.
Menurut Taufik, teleskop matahari itu akan menggunakan lensa Corona dari AS dengan tiga filter untuk pengamatan pinggir matahari, spektrum, dan cronospher dari sinar matahari.
"Semua data pantauan akan terekam secara digital dalam laporan lengkap yang terhubung ke dalam jaringan di sini. Hasilnya bisa dimanfaatkan oleh peneliti dan dikenali oleh masyarakat awam," katanya.
Pembangunan teropong matahari pertama di Boscha membutuhkan biaya sekitar Rp400 juta, yang sebagian di antaranya berasal dari bantuan Belanda.
Observatorium Boscha rencananya akan menggandeng Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) untuk menyimpan dan meneliti data-data digital yang dihasilkan telescope itu.
"Data pengamatan itu bisa langsung dilihat. Kami akan bekerjasama dengan LIPI untuk mengolah dan penyimpan data digital itu," kata Taufik Hidayat.
Sementara itu, fasilitas aplikasi World Wide Telescope dari Miscrosoft, merupakan salah satu perangkat terbaru di Boscha.
Perangkat World Wide Telescope merupakan piranti lunak yang diciptakan untuk para peneliti dan masyarakat umum yang mempunyai minat terhadap astronomi.
Para peneliti atau pengunjung Boscha bisa menikmati tata surya, planet dan galaksi hasil bidikan teleskop terbaik di dunia seperti Hubble, Observatorium sinar-X Chandra serta lainnya.
(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008