Bandung (ANTARA News) - Aplikasi peraga WorldWide Telescope melengkapi fasilitas Observatorium Boscha Lembang Kabupaten Bandung yang dapat membantu meningkatkan pemahaman dan ketertarikan masyarakat terhadap astronomi dan sains.
Penyerahan fasilitas peraga yang memuat aplikasi WorldWide Telescope itu oleh National Technology Officer PT Microsoft Indonesia, Toni Seno Hartonp Microsoft dan Staf AhlMenristek Prof. Dr Engkos Koswara di Boscha Lembang Kabupaten Bandung, Kamis.
WorldWide Telescope adalah aplikasi piranti lunak berbasis web yang memuat gambar-gambar obyek luar angkasa beresolusi tinggi hasil pantauan telescope terbaik dari seluruh dunia.
Fasilitas itu menjadi sumber informasi baru bagi para pengunjung Boscha yang kebanyakan kaum awam seperti pelajar dan masyarakat umum melalui layar komputer.
"WorldWide Telescope hasil inovasi Microsoft Research untuk para peneliti juga setiap orang untuk melakukan eksplorasi alam semesta," kata Toni Seno Hartono.
Perangkat itu merupakan kombinasi antara piranti lunak dan layanan web 2.0 yang diciptakan dengan menggunakan Microsoft High-Performance Visual Experience Engine.
Dengan teknologi itu, kata Toni memungkinkan untuk memperbesar dan menggeser gambar dengan mudah, merajut foto-foto seputar alam semesta dan ditampilkan dalam bentuk tiga dimensi yang membuat pengamat dan pengunjung seolah-olah terbang di dalam tata surya, galaksi dan lainya.
"Dalam tour luar angkasa di WorldWide Telescope memungkinkan pengunjung belajar astronomi dari para astronom dan pendiri dari universitas dan planetarium terkenal di dunia dengan format multimedia yang sudah bisa diunduh," katanya.
Pengunjung, kata dia, bisa memilih jenis telescope yang ingin digunakan seperti teleskop angkasa Hubble, Pusat Observatorium sinar-X Chandra, Telescop satelit Spitzer dan lainnya.
"Dengan piranti ini bisa melihat posisi planet masa lalu, sekarang dan masa depan," katanya.
Sementara itu, Kepala Observatorium Boscha, Dr Taufik Hidayat menyebutkan, piranti baru di Boscha itu merupakan kombinasi antara data yang berukuran Tera Bytes dan gambar-gambar yang menakjubkan serta piranti lunak yang telah melalui tahap pengujian.
Hal itu, kata dia menjadikan World Wide Telescope sebagai aplikasi yang dapat menciptakan revolusi baru untuk mengamati dan menikmati luar angkasa.
"Dengan aplikasi ini diharapkan generasi muda dapat lebih terinspirasi untuk mengeksplorasi dunia astronomi dan sains," kata Taufik Hidayat.
Taufik menyebutkan, teknologi informasi saat ini merupakan bagian yang tak terpisahkan dari pengembangan Boscha.
Aplikasi WorldWide Telescope itu merupakan salah satu agenda demo pendiri Miscrofoft, Bill Gates saat bertemu dengan Presiden Susilo Bambanga Yudhoyono beberapa waktu lalu.
Sementara itu Kementrian Ristek berencana menempatkan fasilitas aplikasi WorldWide Telescope itu di Pusat Peragaan Iptek Pusat (PPIP) di Taman Mini Jakarta.
Sementara itu, Toni Seno Hartono menyebutkan, perusahaan piranti lunak dunia itu telah bekerjasama dengan komunitas akademisi, ilmuwan dan NASA untuk menciptakan aplikasi yang dapat dinikmati secara gratis oleh siapapun dengan cara mengunduh di situs http:///worldwidetelescope.org. (*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008