Kupang (ANTARA) -
Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) perlu mengalokasikan dana cadangan untuk menangani setiap kejadian bencana alam di wilayah itu, kata Ketua Komisi V DPRD NTT Yunus Takandewa

"Kami sudah menggelar rapat dengan BPBD NTT, dan sudah meminta agar BPBD NTT menyiapkan dana cadangan, sehingga sewaktu-waktu dapat digunakan jika terjadi bencana," kata Yunus di Kupang, Kamis, terkait penanganan bencana di NTT.

Baca juga: BNPB dorong pemerintah di NTT alokasikan dana bencana

Sejak awal Desember 2019, menurut dia, wilayah itu terus dilanda bencana, terutama bencana angin puting beliung yang meluluhlantakkan rumah penduduk maupun bangunan umum.

"Sementara pada musim hujan, bencana yang paling berpotensi terjadi di NTT, yakni banjir bandang, longsor, angin puting beliung, gelombang laut," katanya.

Baca juga: BNPB bantu Rp31 miliar penanggulangan bencana di NTT

Dia mengatakan, sebagai wilayah yang selalu dilanda bencana, pemerintah tentunya sudah memiliki manajemen penanganan bencana di lapangan.

"Meskipun demikian, perlu dukungan anggaran, sumber daya manusia yang memadai, agar setiap kejadian di lapangan dapat ditangani secara cepat dan tepat, kata Yunus Takandewa dari Fraksi PDI Perjuangan.

Baca juga: Untuk penanggulangan bencana Sumba Timur-NTT siapkan dana Rp4 miliar

Menurut dia, semua harus siap agar setiap kejadian bencana langsung mendapat penanganan. "Jangan sampai penanganan tertunda karena alasan anggaran tidak ada," katanya.

Oleh karena itu, dana cadangan untuk penanganan bencana menjadi sangat penting agar setiap kejadian dapat segera ditangani secara cepat dan tepat.

Kepala Pelaksana BPBD NTT Thomas Bangke secara terpisah mengatakan bencana yang paling dominan di NTT selama 10 tahun terakhir adalah angin puting beliung.

"Angin puting beliung adalah bencana yang paling dominan yakni sebanyak 260 kejadian, disusul banjir dengan jumlah 146 kejadian, dan tanah longsor 63 kejadian," katanya.

Pewarta: Bernadus Tokan
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2020