Kami menargetkan setiap tahun akan terbentuk 20 desa tangguh bencana di NTB,

Mataram (ANTARA) - Konsorsium untuk Studi dan Pengembangan Partisipasi (Konsepsi) Nusa Tenggara Barat menggelar lokalatih bagi fasilitator Desa Tangguh Bencana sebagai salah satu upaya meningkatkan kapasitas sumber daya manusia dalam memahami perangkat-perangkat maupun prosedur kesiapsiagaan menghadapi bencana.

Direktur Konsepsi NTB, Dr Moh Taqiuddin, di Mataram, Rabu menyebutkan fasilitator Desa Tangguh Bencana yang mengikuti lokalatih berasal dari empat desa percontohan di Pulau Lombok, yakni Desa Aik Berik di Kabupaten Lombok Tengah, Desa Obel-Obel di Kabupaten Lombok Timur, Desa Gelangsar di Kabupaten Lombok Barat, dan Desa Akar-Akar di Kabupaten Lombok Utara.

"Kami merekrut empat orang dari masing-masing desa atau 16 orang calon fasilitator Desa Tangguh Bencana untuk menjadi aktor kunci kesiapsiagaan menghadapi bencana bersama para pihak di level desa maupun kabupaten," kata Taqiuddin, kepada wartawan usai acara pembukaan lokalatih fasilitator Desa Tangguh Bencana.

Baca juga: BPBD Bantul targetkan semua 75 desa menjadi desa tangguh bencana

Menurut dia, setelah bencana gempa bumi yang terjadi di NTB pada 2018, isu kesiapsiagaan menghadapi bencana menjadi tanggung jawab semua pihak guna meminimalkan korban dan kerugian material bila bencana berulang kembali.

Salah satu bentuk pendekatan kesiapsiagaan itu adalah membangun ketangguhan bencana di level desa. Alasannya, berdasarkan kajian banyak pihak, desa-desa di Pulau Lombok cukup rentan mengalami bencana.

Sayangnya, lanjut Taqiuddin, membangun Desa Tangguh Bencana dihadapkan pada kendala lemahnya sumber daya manusia dalam memahami perangkat-perangkat ataupun prosedur kesiapsiagaan menghadapi menghadapi bencana.

"Oleh karena itu, Konsepsi NTB mengadakan lokalatih fasilitator Desa Tangguh Bencana bekerja sama dengan Caritas Germany Indonesia, dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTB," ujarnya.

Ia menyebutkan lokalatih fasilitator Desa Tangguh Bencana tersebut merupakan rangkaian 12 bulan program Konsepsi NTB bekerja sama dengan Caritas Germany Indonesia, untuk membangun model pengurangan resiko bencana (PRB) berbasis komunitas.

Lokalatih fasilitator akan berlangsung selama tujuh hari, yakni 15-21 Januari 2019, di bawah bimbingan tim pengajar dari Pusat Studi Kebencanaan UPN Veteran Yogyakarta.

Taqiuddin mengatakan guna meningkatkan pengetahuan dan pemahaman mengenai isu-isu kebencanaan, peserta diberikan modul bahan bacaan pelatihan yang terdiri dari materi dasar-dasar penanggulangan bencana dan PRB, dan pengkajian resiko bencana partisipatif.

Materi lainnya adalah pengembangan sistem peringatan dini inklusif di masyarakat, penyusunan rencana evaluasi, penyusunan rencana kontijensi desa, pengembangan Forum Relawan PRB Desa, dan penyusunan rencana penanggulangan bencana.

Selain itu, proses lokalatih kepada peserta dilakukan melalui diskusi interaktif dan "coaching of trainers" dengan tema praktik sebagai fasilitator.

"Melalui kegiatan tersebut diharapkan terwujudnya fasilitator di level desa yang tanggap, tangkas, dan sigap dalam mendorong, mengembangkan dan menyebarluaskan agenda-agenda PRB yang mampu melibatkan semua piha di desa," kata Taqiuddin.

Dalam kesempatan itu, Sekretaris BPBD NTB, Najib, mengapresiasi program lokalatih yang dilakukan oleh Konsepsi NTB. Sebab, agenda Desa Tangguh Bencana merupakan salah satu program prioritas selama lima tahun.

"Kami menargetkan setiap tahun akan terbentuk 20 desa tangguh bencana di NTB, atau sebanyak 100 desa tangguh bencana selama lima tahun," katanya.

Baca juga: Rote Ndao bentuk 23 desa tangguh bencana di perbatasan Australia

Pewarta: Awaludin
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2020