Jakarta (ANTARA News) - PT Pertamina (Persero) meminta pemerintah menaikkan biaya distribusi dan marjin (alpha) BBM bersubsidi tahun 2009 yang ditetapkan sebesar delapan persen. Vice President BBM Ritel Pertamina Denni Wisnuwardani di Jakarta, Rabu, mengatakan, saat harga minyak mentah di kisaran 70 dolar AS per barel, alpha yang dibutuhkan di wilayah Papua sudah mencapai 22 persen. "Kami tengah negosiasikan ke pemerintah untuk menaikkan alpha BBM bersubsidi tahun depan," ujarnya. Menurut dia, besaran alpha di wilayah Jawa memang rendah yakni lima persen jika harga minyak 70 dolar AS per barel. Namun, lanjutnya, dengan semakin merosotnya harga minyak dunia yang kini sudah kisaran 50 dolar AS per barel maka alpha sebesar delapan persen sudah tidak memadai lagi. Denni menambahkan, penurunan harga minyak dunia juga akan menekan marjin keuntungan pemilik stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) karena marjin keuntungan dihitung dalam prosentase alpha. "Kami akan meninjau lagi besaran marjin keuntungan yang diberikan ke pemilik SPBU," katanya. Ketua Umum Himpunan Swasta Nasional Minyak dan Gas (Hiswana Migas) Nur Adib mengatakan, saat ini besaran marjin penjualan premium subsidi berkisar Rp180-Rp 200 per liter. Menurut dia, penurunan marjin akan menyulitkan pemilik SPBU mengingat biaya-biaya operasional tetap dan cenderung meningkat. Saat ini, Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) tengah melakukan tender pendistribusian BBM bersubsidi tahun 2009. Ada delapan perusahaan yang ikut tender yakni PT Pertamina (Persero), Petronas, PT Shell Indonesia, PT AKR Corporation Tbk, PT Patra Niaga, PT Petrobas, PT Bumi Asri Prima Pratama, dan PT Trans Pacific Petrochemical Indonesia (TPPI). BPH Migas akan menetapkan pemenang tender pada awal Desember mendatang. Dalam APBN 2009, volume BBM bersubsidi ditetapkan 36,8 juta kiloliter. Sedang, konsumsi tahun 2008 diperkirakan 39,3 juta kiloliter atau berlebih 3,8 juta kiloliter dibandingkan kuota APBN Perubahan 2008 yang hanya 35,5 juta kiloliter. (*)

Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008